BAGI Turki mencapai 4% pertumbuhan ekonomi tahun ini adalah hasil kerja keras, usaha maksimal, dan tentunya bantuan Allah. Bagi negara-negara lainnya, pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan.
Dalam sebuah seminar, seorang pengamat ekonomi mengatakan: 4% pertumbuhan ekonomi Indonesia, pak presiden dan kabinetnya tidur saja gak usah kerja. Indonesia diuntungkan dengan faktor demografi dan letak geografi.
Tapi yang lebih penting dari itu semua adalah jadwal Allah. Kalau bicara kekuatan ruhiyah, abad ke 8 masehi adalah puncaknya. Mereka yang datang ke nusantara ialah generasi sahabat dan tabiin. Tidak ada yang akan menandingi generasi terbaik itu. Mereka pun datang dengan gagah berani. Bagaimana tidak, mereka adalah bangsa yang menghabisi Persia dan mengalahkan Romawi dalam berbagai peperangan.
Bicara kekuatan politik dan ekonomi, abad ke 13 dan 14 adalah puncaknya. Nusantara dipimpin para sultan. Dari barat Indonesia aceh sampai timur maluku papua barat dan bima adalah kesultanan yang semuanya bersumpah setia kepada Turki Utsmany. Ekonomi? Sudah pasti. Sudah melegenda, islam datang ke nusantara melalui para pedagang.
Tapi jadwal nusantara bukan abad 8 bukan pula abad 14. Abad 8 itu jadwalnya quraisy. Abad 14 itu jadwalnya turki. Abad 21 itu jadwalnya nusantara, melayu, indonesia. Melihat kondisi hari ini, rasa-rasanya suasana makin berat. Negara kacau, politisi bergaduh berkonflik, pebisnis hanya berpikir keuntungan diri dan kelompoknya. Indonesia di ambang kehancuran.
Ingat! Pelaut hebat hanya lahir dari samudra yang berbadai, bukan dari laut yang tenang melenakan. Silahkan baca bagaimana thalut muncul sebagai penyelamat bangsa yahudi, bahkan menjadi jembatan mereka pada zaman kejayaan nabi Daud dan nabi Sulaiman.
Jadwal itu sedang berlaku, dengan atau tanpa kita. Ashaabulkahfi itu hanya tidur saja, Allah merubah suasana, membalik keadaan. Mereka bermodal keyakinan. Mereka adalah para pemuda yang yakin pada Rabb mereka, lalu kami tambahkan kepada mereka hidayah
Banyak orang terpenjara dengan opini diri sendiri. Sayangnya opini itu seringnya bentukan sosial media yang tanpa sadar saking seringnya dibuka, telah merubah dan mengarahkan opini. Musuh memang menargetkan kita pesimis. Penayangan berulang ulang kaum muslimin yang dibantai dan ditindas akan memberikan dampak bahwa islam agama yang lemah dan kalah.
Perlu diingat, Turki bangkit dari puing-puing Baghdad yang 2 juta penduduknya dibantai Tatar. Al fatih menguasai Romania dan Bulgaria, setelah 3 juta kaum muslimin di sana dibantai Vlad Dracul. Kondisi hari ini memang buruk bagi umat islam. Tapi ini bukan yang pertama kali.
Sosial media banyak manfaatnya. Namun jangan sampai pola pikir kita dibentuk oleh sosial media. Tidak semua berita di dalamnya benar. Tidak bijak selalu repost dan rebroadcast. Banyak berdoa sebelum buka sosmed. [AIK]