Quantcast
Channel: Inilah.com - Mozaik
Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

Tanggung Jawab Muslim di Negeri Minoritas (bag 2)

$
0
0

PADA bagian sebelumnya kita telah membahas dua poin tentang bagaimana tanggun jawab seorang pemuda muslim ketika hidup di tengah-tengah masyarakat non-muslim.

Masih membahas tentang nasihat Syaikh Al Qaradhawi yang berkaitan dengan hal ini, kita akan melanjutkan nasihat-nasihat berikutnya.

1. Mendakwahkan Islam

Berada di tengah-tengah masyarakat non-muslim adalah kesempatan yang sangat berharga untuk kita berdakwah kepada mereka. Mari kita menggeser paradigma bahwa dakwah hanya dilakukan oleh para ulama, karena sesungguhnya dakwah adalah tanggung jawab setiap muslim. Sudah selayaknya kita hidup dengan menebarkan ajaran Islam. Allah Swt berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. An Nahl [16]: 125)

Di ayat yang lain juga disampaikan, “Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” (QS Yusuf [12]: 108)

Setiap dari kita memiliki peran masing-masing. Pun ketika berdakwah, kita bisa melakukannya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kita bisa melakukann lewat tulisan, menyampaikan ceramah di majelis ilmu, atau bahkan sekedar ketika berbincang dengan seseorang di kafe.

2. Memberikan perhatian pada persoalan kaum muslim

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”QS. Al Hujurat [49]: 10)

Kita tidak bisa hidup dengan gaya indvidualistis tanpa peduli dan memberikan empati kepada orang lain, terlebih sesama muslim. Karena seperti ayat Al Qur’an tersebut, kita sungguh bersaudara satu sama lain.

Jika berbicara tentang isu konsipirasi terhadap kaum muslimin, maka nilai persatuan adalah hal rawan yang menjadi incaran musuh Islam. Mereka dengan senang hati dan penuh rencana hendak mencerai beraikan kita agar Islam runtuh dan tidak pernah lagi menguasai sebagian besar dunia. Mereka tidak ingin sejarah kejayaan Islam terulang. Dengan demikian, persatuan ini menjadi amat penting di antara umat muslim. Kita bisa menerapkannya melalui hal-hal kecil seperti memberikan perhatian kepada saudara sesama muslim.

Masyarakat muslim adalah satu bangsa, karena itu Allah menyebutnya sebagai ummat. Allah tidak menyebut kita sebagai umam atau yang berarti beberapa bangsa. Kita satu bangsa, satu kiblat, satu Tuhan, satu nabi, satu akidah, dan satu syariat.

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berlemah-lembut, berkasih sayang, dan saling mencintai, adalah seperti tubuh; jika ada satu anggota yang mengeluh, maka seluruh anggota lainnya turut tidak tidur dan merasa panas.” (HR Ahmad dan Bukhari)

3. Bahu-membahu memberikan kontribusi untuk Islam

Kita tidak bisa memelihara identitas diri dan keluarga kita, pun tidak dapat juga memenuhi hak dakwah maupun hak saudara-saudara kita, jika kita masih hidup sendiri-sendiri dan menyendiri. Kita sulit untuk berbuat sendiri. Kita tidak akan bisa berbuat sendirian. Kita tidak akan bisa menjaga keislaman kita seorang diri. Arus akan membawa kita hanyut. Ombak besar akan mengempaskan kita, dan kita pun tenggelam dan menghilang.

Seperti cerita yang sangat familiar di telinga kita, yaitu tentang sapu lidi. Sapu lidi akan menjadi kuat dan bermanfaat karena setiap batang lidi yang ada disatukan dan diikat. Ia tidak akan berfungsi, bahkan begitu lemah, jika ia hanya sebatang lidi.

Berjamaah dengan sesama muslim akan menguatkan dibandingkan jika sendiri. Bergabunglah dan jangan pernah meninggalkan saudara-saudara muslim kita.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Ash Shaff [61]: 4)

Jika musuh Islam bahu-membahu berkoalisi, sementara kita para muslim bercerai-berai, maka bencana besar akan melanda. Allah Swt menginsyaratkannya dalam Al Quran, “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah itu, nisaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al Anfal [8]: 73)

Sesungguhnya ketika shalat Allah Swt mengajari kita untuk membaca, “Kepada-Mu kami menyembah, dan kepada-Mu kami memohon pertolongan. Tunjukkilah kami ke jalan yang lurus.” (QS Al Fatihah [1]: 5-6)

Kami. Bahkan ketika kita shalat sendirian sekalipun, kita masih memohonkan hidayah dan petunjuk bagi saudara-saudara kita. Demikian keadaan orang-orang yang beriman.  Allahua’lam bisshawwab…[]/selesai

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804