RASULULLAH shallallahu 'alaihi wasallam telah diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan banyak ujian. Ditimpa dengan berbagai macam musibah.
Adapun rasa takut, sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah hendak dibunuh, atau hendak ingin dibunuh oleh orang-orang kāfir Quraishy.
Orang-orang Kafir Quraishy mereka mengumpulkan seluruh para pemuda dari berbagai macam kabilah. Sekitar 50 orang pemuda dari berbagai macam kabilah, dari berbagai macam suku, ingin membunuh Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam secara serentak.
Mereka bermaksud mengumpulkan kabilah yang banyak ini, agar jika Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam terbunuh, maka darahnya tersebar di kabilah-kabilah ini. Sehingga kabilah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam sallam, suku Nabi, tidak bisa menuntut balas dendam.
Akhirnya terkumpulkanlah 50 orang pemuda, yang setiap pemuda tersebut menghunuskan pedang siap untuk menumpahkan darah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam. Maka datanglah mereka beramai-ramai mengepung rumah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Ini adalah perkara yang sangat menakutkan, 50 orang pemuda dengan pedang yang terhunus, dan ingin mengeroyok Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam , dan ingin serentak membunuh Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Akan tetapi Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam, menghadapi tantangan tersebut dengan tenang. Sehingga akhirnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menolong Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. (Tafsir Ibnu Katsir, Al Anfal ayat 30)
Rasa takut yang lain yang pernah ditimpa oleh Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dan shahābatnya, Abū Bakar Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu tatkala Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Abū Bakar ingin pula dibunuh oleh orang-orang kāfir Quraishy.
Bahkan orang-orang kāfir Quraishy memberikan tawaran hadiah yang besar bagi siapa saja yang bisa membunuh Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam atau Abū Bakar Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu
Maka Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Abū Bakar harus keluar dari kota Mekkah, berhijrah menuju kota Madīnah. Dan orang-orang Kāfir Quraishy terus berlomba-lomba untuk bisa membunuh Nabi dan Abū Bakar Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu.
Akhirnya, Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Abū Bakar harus sembunyi di sebuah gua, yang dikenal dengan gua Tsur, di jabal Tsur. Tatkala itu pasukan orang-orang kāfir Quraishy sudah tiba di mulut gua, di jabal Tsur, di gunung Tsur. Maka tatkala itu Abū Bakar Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu pun takut, karena orang-orang Quraishy sudah berada di mulut gua.
Apa kata Abu Bakar Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu? "Kalau saja salah seorang diantara mereka melihat ke arah kaki mereka maka mereka akan melihat kita". (HR Bukhari nomor 3380, versi Fathul Bari nomor 3653 dan Muslim nomor 4389, versi Syarh Muslim nomor 2381)
Rasa takut yang meliputi hati Abū Bakar Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, akan tetapi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menghadapi semuanya dengan tenang, dengan berkata: "Wahai Abū Bakar, bagaimana menurutmu dengan dua orang yang Allāh adalah ketiganya? Tentunya Allāh akan menolong mereka," kata Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
"Jangan engkau sedih, sesungguhnya Allāh bersama kita." Lihatlah, inilah rasa takut yang pernah dialami oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. [Ustadz Firanda Andirja, MA]