Quantcast
Channel: Inilah.com - Mozaik
Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

K.H. Abdullah Syafiie: Bakti Ulama Betawi (3)

$
0
0

Oleh : Andi Ryansyah

INILAHCOM, Jakarta -- Sikap tegas K.H.Abdullah Syafi’ie dalam Amar ma’ruf nahi munkar diakui oleh banyak orang. Osman Raliby yang telah lama mengenalnya dan pernah menjadi Rektor Universitas Islam Asy-Syafiiyah sampai harus berkata,” Kagum betul kepadanya.”

Menurutnya, K.H.Abdullah Syafi’ie adalah seorang ulama yang tidak mudah dibeli imannya, imannya kuat sekali dan bergandengan dengan amal shalih-nya, meski terkadang seolah-olah ada ancaman terhadap kelanjutan perguruannya. Soal aqidah, K.H.Abdullah Syafi’ie tak mau kompromi. Sebagian kiai-kiai pada masa itu umumnya tertarik pada materi, “Tapi Pak Kiai tidak. K.H.Abdullah Syafi’ie tidak bisa dipengaruhi dengan itu. Justru benda-benda itu yang datang dengan sendirinya, bukan untuk mempengaruhi, tapi sebagai rahmat Allah swt.”

KH. Hasan Basri menilai seorang ulama wajib menyatakan kebenaran seperti yang dilakukan K.H.Abdullah Syafi’ie. “Ini masalah prinsip. Sisi lain, ulama adalah line (baris) terakhir dari Islam. Sehingga kalau line ini bobol, siapa lagi yang akan mengatasi?”

Sikap K.H. Abdullah Syafi’ie yang berani meluruskan penguasa juga dibenarkan oleh Buya Hamka. Buya Hamka telah mengenal K.H.Abdullah Syafi’ie semenjak sama-sama berada di kapal haji tahun 1950, dan masa itu sering bertemu dalam  forum Majelis Ulama Indonesia. Buya Hamka  menggmbarkan sikap K. H. Abdullah Syafi’ie jika sedang berhadapan dengan pejabat tinggi negara. “Kalau giliran ia yang bicara, maka ia bicarakan agama,” kata Buya Hamka.

Maksud K. H. Abdullah Syafi’ie adalah, agar penguasa bisa taat dan ingat akan hari akhirat, hari kiamat, dan tidak hidup di dunia saja. Buya Hamka mengakui bahwa itu kelebihan dari K. H.Abdullah Syafi’ie yang belum tentu bisa dimiliki oleh setiap ulama.

Menurut Mohammad Roem, salah seorang tokoh Masyumi, “…justru itu yang membangkitkan semangat orang,” kata Mohamad Roem. Maka tepatlah perkataan Mohamad Natsir, yang menyebut seorang ulama adalah pantang bergantung ke atas, tapi berurat akar ke bawah.

Meski pantang bergantung ke atas, bukan berarti tidak bergaul dengan pihak atas, sebab bergaul dengan siapa saja bagi seorang da’i atau ulama adalah perlu sekali.  Sebab dengan semakin lengkapnya dalam bergaul, akan memudahkan seseorang menyampaikan dakwah Islamiyahnya. Sehingga keluwesan dibutuhkan sekali, termasuk dalam bergaul dengan atasan, tanpa harus melebur kepada tindakan atau pikiran yang bertentangan dengan agama Islam.

 

“Pandangannya memang independent,” kata H.M.S. Mintaredja, Mantan Menteri Sosial.  Mintaredja melihat K. H. Abdullah Syafi’ie sebagai seorang ulama, mempunyai pendangan yang tak bersedia dipengaruhi oleh siapa pun, meski mempunya status resmi sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat (periode 1980-1985 sebagai penasihat), maupun sebagai Ketua Majelis Ulama Jakarta Raya. Di manapun ia duduk dan bagaimana pun ia duduk, ia tetap hanya berbakti kepada nusa dan bangsa berdasarkan ajaran Allah swt.

Pernah di hadapan Majelis Ta’lim As-Syafi’iyah yang bertempat di Masjid Al-Barkah, K.H .Abdullah Syafi’ie mengungkap aliran-aliran yang selama ini meresahkan kaum muslimin. Dicontohkannya seperti Islam Jamaah, aliran yang Inkarussunnah, dan Ahmadiyah Qadiyan. Diceritakan bahwa Inkarussunnah tidak percaya pada sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Hadist dikatakan sudah keluar dari kaidah Islam.

“Kita harus percaya bahwa Muhammad saw adalah Nabi terakhir, khatamal anbiya wal mursalin karena Nabi-Nabi yang mengaku sesudahnya tidak mempunyai mukjizat dan mereka palsu.”

Diterangkan bahwa di hari manusia dibangkitkan di alam akhirat kelak akan bangkit sekitar 30 sampai 33 orang yang mengaku dirinya Nabi. “Jangankan sekarang, di zaman Rasulullah sendiri sudah ada yang mengaku Nabi, namanya Musailamah Al Kadzab. Sesudah Nabi wafat muncul pula Mirza Gulam Akhmad Qodiyani di Pakistan. Mungkin sampai saat ini telah puluhan orang mengaku Nabi. Tapi semuanya palsu.”

Sikap tegasnya pada aliran Ahmadiyah Qadiyan ini diberitakan oleh Harian Pelita,  4 Mei 1984. Dikabarkan bahwa Ketua Majelis Ulama Jakarta dan Pemimpin Majelis Ta’lim serta Pesantren As-Syafi’iyah, K.H.Abdullah Syafi’ie, sejak dahulu berpendapat bahwa Ahmadiyah telah keluar dari Islam.

Anggapan kiai tak pantas masuk dalam politik tak berlaku pada K. H.Abdullah Syafi’ie. Ketika NU memisahkan diri dari Masyumi, K. H.Abdullah Syafi’ie memilih Masyumi. Sementara banyak ulama Betawi memilih NU,K. H.Abdullah Syafi’ie bersama Kiai Sasih Kramat Jati dan Kiai Rahmatullah Sidik memilih menjadi Kiai Masyumi bersama Habib Salim bin Djindan.

K. H.Abdullah Syafi’ie bahkan menjadi jurkam Masyumi dalam pemilu 1955. Perannya sebagai jurkam mengesahkan peran kepemimpinan dan otoritasnya sebagai kiai Betawi. Meski sebagai representasi orang Betawi di DPR dipegang oleh   Kiai Rahmatullah Sidik dan K.H. Murtadho Ahmad.

K.H. Abdullah Syafi’ie pun turun tangan dalam membendung pengaruh komunisme di masyarakat. Seiring meluasnya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI), K.H. Abdullah Syafi’I tak tinggal diam.

Pada bulan September 1965, As-Syafi’iyah melahirkan Akademi Pendidikan Islam (AKPI). Salah satu alasan berdirinya AKPI adalah mengimbangi atau melawan pengaruh Universitas Rakyat yang didirikan PKI di Jalan Dr.Sahardjo (sekarang komplek tersebut menjadi masjid Ar-Rahman).

Pendidikan memang menjadi salah satu jalan K.H. Abdullah Syafi’ie membina umat. Perhatian K.H. Abdullah Syafi’ie pada pendidikan, terutama pada Perguruan As-Syafi’iyah terus ia jalani hingga penghujung usianya.

Pada 2 September 1985, K.H. Abdullah Syafi’ie menyempatkan waktunya ke Jatiwaringin dari Kampung Bali Matraman untuk melihat santri-santrinya. Ia memasuki ruang-ruang kelas pesantren di komplek putra dan putri, sambil tesenyum kepada anak-anak, memberikan perhatian dan cinta yang penuh kepada penuntut ilmu.

Sore harinya ia sengaja menjenguk seorang dosen tamu  dari Mesir yang sedang mengabdikan ilmunya di As-Syafi’iyah. Dosen itu sedang sakit dan dirawat inap di Rumah Sakit Islam. Beberapa saat ia bercakap-cakap sebentar di ruang inap, waktu maghrib pun tiba dan ia lalu memimpin shalat di Mushalla Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.

Sekembalinya ia ke rumah, ia langsung menerima tamu seorang alumni yang sudah tinggal lama di Malaysia bercakap-cakap tentang dakwah Islam dan pendidikan. Sejak tamu itu pulang, ia sebagaimana biasanya pada malam hari, merekam beberapa pidato untuk suguhan pecinta santapan rohani pada Radio As-syafi’iyah.

Saat itu jam di dinding, menunjukkan pukul 23.30 WIB hampir mendekati tengah malam. Ketika ia baru saja mau siap untuk tidur, terasa ada yang janggal, ia sangat gelisah. Beberapa anak ditelepon. Anak-anaknya kemudian bergegas menghampiri rumahnya.

Ia akhirnya segera ia dilarikan ke Rumah Sakit Islam, tempat ia beberapa jam sebelumnya dengan segar datang dan shalat maghrib di sana.

Malam itu tidak ada lagi suara lantang yang biasa ia dengungkan melalui radio karena beberapa menit sebelum sampai di halaman Rumah Sakit Islam, seiring dengan kalimat-kalimat tauhid yang dibisikkan di telinganya dan diikuti dengan lidahnya. Ia kembali pada Ilahi. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

Ratusan ribu jamaah pengiring jenazahnya berurai air mata. Ratusan ribu masyarakat mengantar jenazahnya dengan berjalan kaki lebih dari 14 km, menuju peristirahatan terakhir. Rasa kehilangan selalu mengiringi kepergian para ulama di masyarakat.

Wafatnya seorang ulama, berbeda dengan kematian orang biasa. Kepergian ulama sama dengan hilangnya kebaikan yang tak sedikit dari dunia ini. Sebagaimana hadits Rasulullah saw, “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu sekaligus dari manusia. Tapi Allah akan mencabut imu melalui mencabut nyawa para ulamanya. Sampai bila tak tersisa lagi seorang ulama, manusia pun akan mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin.”[ ]

Sumber jejekislam

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

Trending Articles


Girasoles para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tagalog Quotes To Move on and More Love Love Love Quotes


5 Tagalog Relationship Rules


Best Crush Tagalog Quotes And Sayings 2017


Re:Mutton Pies (lleechef)


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


Sapos para colorear


tagalog love Quotes – Tiwala Quotes


Break up Quotes Tagalog Love Quote – Broken Hearted Quotes Tagalog


Patama Quotes : Tagalog Inspirational Quotes


Pamatay na Banat and Mga Patama Love Quotes


Tagalog Long Distance Relationship Love Quotes


BARKADA TAGALOG QUOTES


“BAHAY KUBO HUGOT”


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.