SALAH seorang jamaah transfer uang sebanyak 300 ribu rupiah untuk pembangunan pondok pesantren. Lalu mengirim SMS yang berbunyi: "Maaf kyai, hanya sedikit yang bisa saya kirimkan untuk akhirat saya karena untuk dunia saya saja seringkali saya hutang."
Trenyuh hati saya, ingin rasanya mentransfer ulang sejumlah uang itu sebagai sedekah dari saya pribadi. Namun saya khawatir orang itu tersinggung dengan berbagai kemungkinan penafsiran atau praduga. Yang bisa saya lakukan adalah mendoakan kelancaran dan keberkahan rizkinya sebagai buah dari kedermawanannya.
Lebih dari itu saya kisahkan tentang semut yang membawa setitik air untuk ikut memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim. Banyak yang meremehkan semut itu dengan menganggap perbuatannya adalah sia-sia; setitik air tak kan mampu memadamkan api besar "karya" Raja Namrud yang dzalim itu. Semut itu terus berkata dalam hati: "Tak penting seberapa banyak yang bisa aku lakukan, yang penting adalah seberapa besar semangat kita untuk mempersembahkan apa yang kita mampu untuk membela kebenaran dan menentang kedzaliman."
Jangan remehkan sumbangan kecil dari orang-orang kecil karena bisa jadi itu senilai dengan sumbangan besar dari orang besar. Salam, AIM@Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya.