Quantcast
Channel: Inilah.com - Mozaik
Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

Memahami Makna Batin Kitab Suci

$
0
0

SETIAP kitab suci mempunyai makna berlapis-lapis. Semakin dalam kita memahami kitab suci diharapkan semakin dalam pula tingkat penghayatan kita terhadap ajaran agama.

Sebuak kitab suci dianjurkan untuk dibaca berulang-ulang oleh para pemeluknya. Namun membaca inilah yang bertingkat-tingkat. Ada orang yang kemampuannya hanya membaca secara literal (to read), ada yang kemampuannya membaca dan sekaligus mengerti (to lean), ada yang kemampuannya membaca, mengerti, dan memahami (to understand), ada yang kemampuannya membaca, mengerti, memahami, dan sekaligus menghayati (to aware), dan  kemampuan membaca, mengerti, memahami, dan sekaligus menghayati (to meditate).

Tingkat pemahaman dalam membaca kitab suci sangat ditentukan oleh suasana intelektual, emosional, dan spiritual seseorang. Boleh jadi ayat yang sama dibaca oleh beberapa orang tetapi mood intelektual, semosional, dan spiritual pembacanya berbeda-beda, akhirnya dari ayat yang sama bisa memiliki pemahaman yang berbeda satu sama lain. Contohnya dalam ayat Al-Qur’an: Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidakkah kalian berpikir? (Q.S. Al-Baqarah/2:44).

Jika ayat tersebut dibaca dengan suasana intelektual maka pesannya ialah ada orang yang tercela karena lain yang disampaikan kepada orang dan lain yang ia kerjakan. Jika dibaca dalam suasana emosional maka pesannya bisa terbalik yaitu ada orang yang begitu luhur, ia menyampaikan pesan kepada orang tentang suatu hal yang baik tetapi ia sendiri tidak mengamalkannya demi suatu kepentingan publik yang lebih besar.

Misalnya, anak-anak saya protes, karena saya sering menasehati mereka untuk tidak banyak keluar malam tetapi ayahnya sendiri yang selalu pulang malam karena melayani umat, kemudian anak saya protes, kenapa ayah menasehati kami untuk jangan selalu keluar malam tetapi ayah yang selalu pulang malam. Ia menyampaikan protes itu bukan karena benci tetapi karena demi rasa sayang terhadap ayahnya.

Pembacaan dalam suasana batin (spiritual) tentu lebih dalam lagi karena bisa menembus makna-makna batin suatu ayat. Setiap ayat oleh para ulama sufi memiliki makna batin. Misalnya memahami ayat yang pertama turun: Iqra’ bi ism Rabbik. Mereka memahami kata iqra’ sebagai membaca dengan kekuatan spiritual. Bukan hanya membaca dengan how to read, how to lean, how to understand, how to aware, tetapi how to meditate.

Ilustrasinya ialah jika ia melihat pohon kelapa maka ia membacanya bukan hanya keseluruhan unsurnya bermanfaat kepada anak manusia. Seperti batangnya bisa menjadi tiang, pelepahnya bisa menjadi kayu bakar, daunnya bisa menjadi pembungkus ketupat, lidinya menjadi sapu lidi, sabuknya menjadi busa, tempurungnya menjadi arang, air kelapanya minuman menyegarkan, daging buah kelapanya enak dimakan, dan bisa menghasilkan minyak.

Ia tidak berhenti sampai di situ tetapi menghayati dan sekaligus merindukan dan terharu terhadap orang tuanya yang menanamnya karena ia hanya bisa menanamnya tetapi tidak sempat menyaksikan dan menikmati tanaman pohon kelapanya. Bahkan secara spiritual ia bisa berkomunikasi dengan pohon kelapa dan mendapatkan pelajaran dan kearifan dari keberadaan pohon kelapa itu.

Dalam tingkatan terakhir ia bisa berdialog denga batang kelapa itu sebagai sesama makhluk Tuhan, seperti yang biasa dilakukan oleh kalangan Nabi dan auliya. Pohon kelapa juga adalah bagian dari ayat-ayat Tuhan (ayat kauniyyah) yang harus dibaca sebagaimana filman Allah: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?  (Q.S. Fushilat/41:53).

Dalam artikel terdahulu disinggung tiga model pembacaan kitab suci, yaitu pembacaan secara inderawi, pembacaan melalui emotional heart, dan pembacaan melalui spiritual heart. Yang paling spesifik (untuk tidak mengatakan yang paling penting) ialah yang terakhir. Pembacaan denganspiritual heart membutuhkan metodologi (baca: spiritual exercise/mujahadah). Tanpa demikian sulit dibayangkan seseorang akan langsung mengakses wilayah yang “tabu” ini.

Bertahun-tahun seseorang mengamalkan mujahadah  saja belum tentu bisa menggapai harapan itu, apalagi dengan tanpa melalui usaha seperti itu. Tidak sulit mencari legitimasi metode ini. Lihat saja Nabi Muhammad Saw dan bandingkan dengan nabi-nabi sebelumnya yang juga akrab dengan gua-gua melaksanakan kontemplasi. Para wali atau orang-orang pilihan Tuhan lainnyajuga melakukan hal yang sama. [*]


Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

Trending Articles


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.


UPDATE SC IDOL: TWO BECOME ONE


KASAMBAHAY BILL IN THE HOUSE


Girasoles para colorear


Presence Quotes – Positive Quotes


EASY COME, EASY GO


Love with Heart Breaking Quotes


Re:Mutton Pies (lleechef)


Ka longiing longsem kaba skhem bad kaba khlain ka pynlong kein ia ka...


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


FORTUITOUS EVENT


Pokemon para colorear


Sapos para colorear


Smile Quotes


Letting Go Quotes


Love Song lyrics that marks your Heart


RE: Mutton Pies (frankie241)


Hato lada ym dei namar ka jingpyrshah jong U JJM Nichols Roy (Bah Joy) ngin...


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes