SEBUAH perintah ilahi dan arahan Rabbani yang agung tetapi disikapi oleh kebanyakan manusia dengan mengabaikannya. Perintah tersebut adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhir Surah Thaha. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS Thaha: 132)
Ini merupakan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabinya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan apapun yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepada Nabinya Shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti itu juga sekaligus perintah bagi umatnya selama belum ada dalil yang menunjukkan pengkhususannya bagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Perintah ini, tidak ada yang dalil yang menunjukkan pengkhususannya berdasarkan kesepakatan para ulama. Oleh karena itu, wajib bagi setiap orang tua untuk benar-benar memerhatikan anak-anak mereka, mengawasi mereka dengan pengawasan yang ketat dalam perkara salat ini. Karena salat adalah rukun yang terpenting setelah dua kalimat syahadat.
Tentunya, ini dilakukan oleh orang tua setelah dia sendiri menjaga salatnya dengan penuh perhatian, sabar dan terus berusaha sabar dalam melaksanakannya, hingga dia menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Kemudian setelah itu, dia mulai mengawasi, memberi semangat putra-putri mereka dalam menunaikan dan menjaga salat tersebut, sebagaimana yang deperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ayat yang mulia di atas menunjukkan dua maqam (kedudukan) penting yang harus direalisasikan:
1. Maqam memperhatikan diri sendiri yang diwujudkan dengan menjaga salat dan bersabar dalam melaksanakannya. Karena ada banyak hal di dunia ini yang bisa memalingkan dan menyibukkan orang dari malaksanakan dan menjaga salat tepat pada waktunya. Ada yang terlalaikan oleh tidurnya, yang lain terkalahkan oleh rasa malas, yang lain lagi tersibukkan oleh permainan dan perbuatan sia-sia lainnya dan banyak lagi contohnya.
Intinya, yang melalaikan itu sangatlah banyak sementara untuk menggapai maqam (kedudukan/peringkat) ini diperlukan kesabaran dan keseriusan agar bisa menjadi orang selalu melaksanakan salat dan selalu menjaganya. Karena maqam ini memerlukan kontinuitas (kebersinambungan) tanpa ada rasa bosan dan lelah, maka tidak banyak orang yang bisa bertahan pada maqam ini. Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah saat menjelaskan hadis:
Amalan apakah yang paling disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala? Nabi bersabda, ‘Salat pada waktunya.’ Sahabat bertanya, ‘Kemudian apa?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Kemudian berbakti kepada orang tua.’
Beliau rahimahullah berkata, “…hanya saja kesabaran dalam menjaga salat dan melaksanakannya tepat pada waktunya, juga kesabaran dalam menjaga bakti kepada orang tua merupakan perkara yang harus terus menerus dilakukan, dan tidak ada yang mampu bersabar dalam melakukannya kecuali orang-orang yang jujur dalam keimanannya.”
[baca lanjutan]