SEBAGIAN salaf berkata, "Seseorang yang sengaja menyodorkan dirinya pada perbuatan yang meragukan, jangan salahkan orang yang berprasangka buruk padanya."
Diriwayatkan bahwa Sayyidah Shafiyyah radhiallahu 'anhum, istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang menghampiri Rasulullah yang sedang iktikaf di masjid. Keduanya bercakap-cakap lalu berdiri ingin kembali ke rumahnya dan Rasulullah pun berdiri bersamanya.
Sesampainya di pintu masjid, lewat dua orang laki-laki yang mengucapkan salam kepada Rasulullah. Ketika keduanya melihat Rasulullah, keduanya malu dan kembali tergesa-gesa.
Rasulullah mengatakan kepada keduanya, "Jangan berjalan tergesa-gesa. Ini bukan perkara yang kalian tidak sukai, sesungguhnya ia adalah Shafiyyah." Ucapan itu terasa berat bagi keduanya.
Kemudian mereka berucap, "Subhanallah, apakah kami tidak menyangka pada dirimu, kecuali kebaikan?" Rasulullah bersabda, "Aku tidak mengatakan hal ini karena kalian berprasangka buruk, tetapi aku tahu bahwa setan itu mengalir di tubuh manusia seperti aliran darah."
Artinya, mempunyai kemampuan untuk membisikkan dan menyesatkan manusia dengan kemampuan yang sempurna. "Sesungguhnya aku khawatir setan akan membisikkan pada hati kalian berdua keburukan. Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka janganlah berada pada posisi yang membuat orang lain berprasangka buruk."
Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa seseorang diminta untuk berhati-hati dari segala sesuatu yang membuat orang itu dinisbahkan kepada hal yang tidak layak. Hal itu sangat ditekankan bagi para ulama dan orang-orang yang menjadi panutan.
Oleh karena itu, tidak layak bagi mereka mengerjakan suatu perbuatan yang menyebabkan orang lain berprasangka buruk terhadap mereka, walaupun mereka ikhlas. Hal itu menjadi sebab orang lain terhalangi untuk memperoleh ilmu mereka. []