SELAMAT pagi saudaraku, selamat pagi sahabatku. Semoga pagi hari ini adalah pembuka keseluruhan hari yang penuh berkah, benuh hikmah dan penuh rahmah. Yang sakit semoga disembuhkan Allah, yang gelisah ditenangkan Allah, yang memiliki beban berat diringankan Allah dan sedang mengejar harap senantiasa dikabulkan Allah. Kuasa sepenuhnya untuk membolakbalikkan hati, mengubah keadaan dan mewujudkan yang masih dalam dunia harap adalah Allah.
Salah satu rahmat, kelembutan dan anugerah Allah yang diberikan pada kita sebagai manusia adalah tidak dijadikannya kebahagiaan kita secara mutlak terikat kecuali kepada Allah SWT. Ikatan kita dalam hal kerja dan lainnya dengan orang lain adalah di bawah kehendak dan kuasa Allah, akan tersambung jika Allah menghendaki dan akan terputus jika Allah menghendaki. Karenanya, tak boleh keterikatan kita kepada makhluk menjadi lebih erat ketimbang hubungan kita dengan Allah.
Cobalah renungkan doa pagi sore yang diajarkan Rasulullah yang mendeklarasikan diri sebagai hamba yang mengakui bahwa semuanya adalah milik Allah dan dari Allah. Cobalah renungkan hal yang paling rutin kita lakukan, yakni bacaan-bacaan dalam shalat yang kesemuanya adalah deklarasi diri sebagai hamba yang taat dan patuh kepada Allah. Semua itu mengajarkan kepada kita bahwa jalan sukses dan bahagia adalah jalan hidup bersama Allah.
Lalu mengapa setelah berdoa dan setelah shalat banyak sekali di antara kita yang kemudian seakan melupakan esensi doa itu dengan merasa kuasa dan merasa memiliki semuanya? Lalu mengapa kita bersemangat sekali mengatur semua pola hubungan dan pola kerja kita tanpa bertanya apakah semuanya sudah sesuai dengan yang diridlai Allah?
Marilah kita selalu bertanya sebelum berbuat apapun: "Senangkah Allah dengan apa yang kita lakukan? Tersenyum banggakah Rasulullah dengan yang kita lakukan sebagai ummatnya?" Salam, AIM. [*]