DOA-DOA Nabi Muhammad dalam al-Qur’an adalah doa-doa yang berkaitan dengan hal prinsipil dalam kehidupan yang rusak dan hilangnya hal itu akan menjadikan hidup sebagai tidak bermakna. Dua doa di tulisan pertama sangat jelas menunjukkan hal itu. Cara menghadapi musuh bernama manusia dan musuh bernama syetan adalahyang dipesankan dalam dua tersebut di atas.
Doa ketiga adalah doa untuk senantiasa berada di jalan kebenaran, yakni jalan yang diridlai Allah SWT. Doa ini tercantum dalam QS al-Isra’ ayat 80: Dan katakanlah (Muhammad): "Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar (mudkhal shidq) dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar (mukhraj shidq) dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).”
Menurut para ahli tafsir, yang dimaksud jalan masuk dan jalan keluar yang benar adalah memasuki suatu tempat (masalah) karena suatu tujuan yang dibenarkan oleh Allah sebagaimana keluar dari suatu tempat (masalah) juga karena suatu tujuan yang dibenarkan oleh Allah. Datang dan pergi serta keluar masuk tanpa tujuan atau dengan tujuan salah tidak termasuk dalam katagori ini. Bahasa psikologinya, doa ini adalah permohonan kepada Allah untuk diberi kemampuan menyikapi masalah dengan benar.
Para peneliti psikologi sepakat sepakat bahwa yang menentukan sukses tidaknya atau bahagia tidaknya seseorang bukanlah ada tidaknya masalah,melainkan adalah bagaimana cara seseorang itu menyikapi masalah. Masalah hidup pasti selalu ada dan tidak satupun manusia yang terhindar darinya. Kebanyakan manusia merasa hanya dirinya yang mendapatkan masalah hanya karena mereka terlalu fokus kepada masalahnya sendiri sehingga buta dan tuli atas permasalahan orang lain.
Sementara yang dimaksud dengan doa “berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)” adalah keharusan kita untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah dalam segala urusan. Allah Maha tahu hakikat masalah kita dan jalan masuk serta jalan keluar masalah kita. Pengetahuan kita tidaklah cukup untuk diandalkan sebagai satu-satunya modal menyelesaikan urusan-urusankita karena pengetahuan kita sifatnya adalah parsial.Pengetahuan yang utuh dan sempurna tentang sesuatu hanya milik Allah SWT.
Bagaimana cara Allah meng-isra’ mi’raj-kan Nabi Muhammad dari Mekah ke Palestina lalu ke sidratul muntaha diatas langit ketujuh, bagaimana pula Allah menjadikanlautan terbelah oleh tongkat Nabi Musa, bagaimana pula Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari panasnya kobaran api dan pula bagaimana Nabi Yunus bisa selamat berada dalamperut ikan selama beberapa hari adalah salah satu dari kekuasaan dan pertolongan Allah kepada hambaNya yang berada dalam zona beyond our knowlegde (di atas pengetahuan kita).
Tidak semua yang terjadi dalamkisah agama itu logis dalam makna bisa dipahami secara nalar manusiawi saat ini juga. Bersama berjalannya waktu mungkin saja nanti akan bertemu dengan penjelasan ilmiahnya, namun selalu saja kekuasaan dan keajaiban yang Allah persiapkan kepada hambaNya di luar dugaan dan kemampuan akal manusia. Bukan karena bertentangan, melainkan karena akal kita belum mampu saja memahami keagungan Allah. Bukankahkepala kita masih selalu lebih kecil ketimbang kopiah atau topi kita?
Perhatikanlah ayat berikut ini: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman): `Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud`, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.” (QS. 34:10) Bertasbihnya gunung dan burung bersama Nabi Dawud adalah sesuatu yang tak bisa dinalar, tapi jelas bahwa firman ini adalah benar tanpa adanya keraguan. Berikut pula mu’jizat berupa lunaknya besi yang keras bagi Nabi Dawud AS.
Doa keempat adalah doa Nabi untuk mendapatkan tambahan ilmu. Doa yang diajarkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad tentang hal ini disebutkan dalam QS Thaha: 114: Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” Satu-satunya doa permohonan penambahan dalam al-Qur’an adalah penambahan ilmu.
Mengapa hanya ilmu saja, bukan harta atau kekuasaan, yang secara tegas diajarkan oleh Allah untuk selaluminta diberikan penambahan? Ayat ini adalah pengarahan (tawjih) Allah kepada Rasulullah untuk senantiasa menambah pengetahuan (ilmu) karena Rasulullah membutuhkan ilmu dari Allah untuk menjadi pegangan kehidupan manusia sampai kiamat kelak.
Pengatur masyarakat harus memiliki ilmu, aturan yang diterapkan kepada masyarakat harus didasarkan pada ilmu, bukan didasarkan pada pesanan dan kepentingan nafsu. Ayat ini juga menjadi penanda bahwa ilmu itu memiliki nilai agung yang perlu dimiliki oleh setiap muslim.
Doa kelima adalah berkenaan dengan kekuasaan dan kemuliaan yang semuanya berada di dalam kekuasaan mutlak Allah. Ini tampak jelas dalam QS Ali Imran: 26: Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Kalau kekuasaan dan kemuliaan diyakini sebagai bersumber mutlakdari Allah, maka mencarinya, mendapatkannya dan menjalankannya dengan melupakan atau menjauhkan Allah adalah “skandal” kehidupan yang luar biasa naifnya. Tidak akan mungkin kekuasaan dan kemuliaan itu akan berbuah keberkahan jika ayat-ayatnya dikesampingkan dan digantikan dengan kesewenang-wenangan plus kesombongan diri.
Doa keenam adalah tentang penyelesaianakhir semua perselisihan. Keadilan seadil adilnya dan kebenaran sebenar-benarnya adalah milik Allah SWT. Bacalah doa Nabi Muhammad dalam QSAz-Zumar ayat 46 yang artinya: “ Katakanlah: “Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang ghaibdan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hambaMu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan.”
Hubungkan doa Nabi di atas dengan QS Yunus ayat 19 berikut ini: “Manusia dahulunya hanyalah satu umat, Kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu (bahwa, perselisihan manusia di dunia itu akan diputuskan di akhirat), pastilah telah diberi keputusan di antara mereka (di dunia), tentang apa yang mereka perselisihkan itu.” Hubungkan pula dengan QS Az-Zumar ayat 3: “Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan.”
Kalau sudah berdoa dengan menggunakan doa yang diajarkan Allah kepada Rasulullah di atas, masihkan ada kenginan untuk mengandalkan selainNya, masihkahada kehendak untuk berebut kekuasaan dan jabatan dengan cara yang tak dibenarkan menurut agama, masihkah akan tetap mendukung mereka yang memusuhi dan menantang Allah, dan masihkan akan menghabiskan waktu dengan bertengkar dan berdebat sampai mengorbankan persatuan dan persaudaraan ummat?