"Ini benar-benar sulit. Bulan depan anak-anak sudah mulai sekolah. Kontrakan rumah juga sudah mau habis. Saya nggak tahu harus gimana lagi." Seorang wanita mengeluhkan suaminya yang masih menganggur kepada seorang kerabat. Kemudian, kerabat tersebut menanggapi sambil mencoba memberikan nasihat. "Seharusnya kamu bersyukur. Setidaknya kamu kan masih bisa jualan. Sabar dan tetap berusaha. Insya Allah rezeki sudah ada yang mengatur."
Lalu, wanita tersebut menjawab ketus. "Kamu yang nggak merasakan sendiri sih bisa ngomong seperti itu. Apalagi hidupmu enak. Suami punya penghasilan bulanan yang bisa diandalkan."
Sudah sepatutnya bagi kita sesama muslim untuk saling menasihati. Sesungguhnya kita harus bersyukur ketika ada saudara yang menegur dan mengingatkan jika kita berbuat salah. Namun, tanpa disadari kita justru terkadang jengah dan kesal mendengar nasihat tersebut. Memandang itu sebagai sesuatu yang mengganggu dan berpikir mengapa orang lain campur tangan dengan urusan kita.
Mengutip dari productivemuslim.com (14/03/2016), ada beberapa penyebab mengapa kita kerap sulit menerima nasihat yang disampaikan orang lain. Lalu, bagaimana pula cara untuk mengatasinya?
1. Sikap Arogan
Mungkin kita masih menderita sindrom 'saya lebih baik dari orang lain'. Menerima nasihat membuat kita merasa bahwa kita tidak berhak atas segala yang kita dapatkan saat ini. Hal yang berbahaya di sini adalah kita yang berpikir diri kita lebih baik dari siapapun, sehingga ketika ada seseorang menasihati, bukannya mendengar kita justru mencari kekurangan orang tersebut untuk dijadikan celah apakah dia berada di posisi yang pantas untuk memberikan nasihat itu untuk kita. Padahal, adakah seseorang dari kita yang bisa memastikan bahwa kita benar-benar lebih baik dibandingkan orang lain?
Solusinya adalah kita harus sering-sering untuk merendahkan diri di hadapan Allah swt. Sekali kita menyadari bahwa tanpa pertolongan dan kasih sayang-Nya, kita bukanlah siapa-siapa, kita pun menjadi lebih mudah untuk menghargai orang lain. Semakin sering menjadikan sesuatu sebagai cara untuk mencari kekurangan orang lain, semakin sulit juga kita akan menemukan kebijaksanaan dari nasihat yang kita terima. Mulailah dengan menghormati orang-orang di sekeliling kita, daripada menghabiskan waktu untuk membuat penilaian.
2. Cara Menasihati
Tidak jarang kita menerima nasihat dengan nada yang berkesan menggurui, di tempat yang salah, dan pada waktu yang tidak tepat. Alih-alih mendengarkannya, kita justru menolak dan melawan. Memang terkadang kita sulit untuk menerima kritik dan teguran dari orang lain, tapi yang perlu kita ingat adalah kita harus tetap sabar dan pandai dalam menjaga emosi. Nasihat orang lain mungkin terdengar seperti penilaian keliru atas diri kita, namun yakinlah bahwa apa yang mereka katakan dapat membawa kita menjadi seseorang yang lebih baik di depan Allah swt.
Jika kita dalam kondisi demikian, satu hal penting yang perlu kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah swt karena masih menghadirkan orang-orang yang peduli terhadap kita. Tetaplah bersikap baik dengan mengucapkan terima kasih dan tersenyum. Yakinkan bahwa ini adalah bukti bahwa Allah swt masih menyayangi kita dengan adanya teguran dari orang lain atas kesalahan yang kita perbuat.
"…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nur [24]: 22)
3. Tidak Tepat Waktu
Sering kali orang lain memberikan nasihat kepada di waktu yang tidak tepat. Kita pun akan cenderung tersinggung atau marah. Tapi, tetap tenanglah. Kendalikan emosi dan jangan langsung menanggapi dengan kesal. Ambil napas dalam-dalam, simpan sejenak nasihat tersebut dan selesaikan dulu perasaan kesal dalam diri kita. Seiring berjalannya waktu dan membiasakan diri, insya Allah ke depannya kita akan lebih mudah dalam mengontrol emosi, menerima dan meyakini bahwa nasihat yang orang lain berikan akan menjadikan kita pribadi yang lebih baik di kemudian hari. []
baca juga bagian 2