TAHUKAH apa makna Duta? Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), duta didefinisikan sebagai "orang yg diutus oleh pemerintah (raja dsb) untuk melakukan tugas khusus, biasanya ke luar negeri; utusan; misi; orang yg mewakili suatu negara di negara lain untuk mengurus kepentingan negara yg diwakilinya, membantu dan melindungi warga negaranya yg tinggal di negara itu, dsb.
Sementara dalam Wikipedia, kata duta adalah istilah dari bahasa Sansekerta yang berarti utusan. Kata ini digunakan di dunia politik dan hubungan luar negeri untuk merujuk kepada seorang pejabat diplomatik yang ditugasi ke pemerintahan asing berdaulat atau ke sebuah organisasi internasional, untuk bekerja sebagai pejabat mewakili negerinya. Singkat kata, duta adalah utusan, makna yang dalam bahasa Arab identik dengan kata rasul.
Agama memberikan teladan yang sempurna dengan menghadirkan rasul-rasul atau utusan Tuhan yang memiliki sifat dan karakter layak dipercaya, ditiru dan ditaati dalam segala sisi kehidupannya. Rasul atau utusan Allah tidak boleh memiliki cacat moral, cacat kepribadian dan cacat intelektual yang mengakibatkannya tak dipatuhi dan diteladani oleh masyarakat. Inilah yang mengakibatkan agama samawi bertahan sampai saat ini di saat organisasi, lembaga dan perusahaan lain runtuh tanpa menyentuh hitungan abad.
Jadi, Duta adalah utusan pilihan dari orang-orang terpilih yang dipilih secara serius penuh dengan seribu satu pertimbangan. Tak boleh sembarangan apalagi dipilih tanpa ada standar yang jelas karena akan berpotensi merusak pada waktunya kelak.
Lalu apa alasan pembenar seorang yang terbukti penghina, pemarah dan pelanggar norma diangkat menjadi duta untuk sesuatu yang bernilai baik dan "sakral"? Tak adakah orang lain dari anak bangsa ini yang lebih pantas menyandang predikat sebagai duta?
Sungguh saya gagal paham membaca apa yang terjadi di negeri ini akhir-akhir ini. Saya saksikan beribu anak berprestasi yang tak diberikan penghargaan apapun, berjuta putera puteri indonesia yang sopan dan santun yang tak diapresiasi dengan cara apapun, di tengah berita spektakuler artis penghina burung Garuda lambang negara dan Pancasila diangkat menjadi duta Pancasila dan penghina polisi menjadi duta anti-narkoba.
Haruskah anak negeri ini melakukan hal yang negatif untuk menjadi positif? Haruskah anak bangsa ini berperilaku aneh agar kemudian mendapatkan perhatian? Sudah ada yang menduduki patung pahlawan, mungkin agar diangkat menjadi duta pahlawan. Sudah marak yang memakai kaos lambang PKI, mungkin agar menjadi duta anti-PKI. Masihkah akan dilanjutkan dagelan bangsa ini? Salam, AIM, anak bangsa yang gagal paham. [*]