INILAHCOM, Jakarta -- Kali ini kita akan belajar kepemimpinan dari seorang Nabi yang memiliki kekuasaan terbesar.
Kekuasaan yang tidak pernah dimiliki manusia sebelum ataupun setelahnya. Siapa lagi kalau bukan Nabi Sulaiman as, Raja yang berkuasa bukan atas manusia saja. Namun juga berkuasa atas jin dan hewan sekalipun.
Kita akan membaca kisahnya melalui ayat-ayat berikut ini,
وَتَفَقَّدَالطَّيْرَفَقَالَمَالِيَلَاأَرَىالْهُدْهُدَأَمْكَانَمِنَالْغَائِبِينَ
لَأُعَذِّبَنَّهُعَذَاباًشَدِيداًأَوْلَأَذْبَحَنَّهُأَوْلَيَأْتِيَنِّيبِسُلْطَانٍمُّبِينٍ
فَمَكَثَغَيْرَبَعِيدٍفَقَالَأَحَطتُبِمَالَمْتُحِطْبِهِوَجِئْتُكَمِنسَبَإٍبِنَبَإٍيَقِينٍ
إِنِّيوَجَدتُّامْرَأَةًتَمْلِكُهُمْوَأُوتِيَتْمِنكُلِّشَيْءٍوَلَهَاعَرْشٌعَظِيمٌ
وَجَدتُّهَاوَقَوْمَهَايَسْجُدُونَلِلشَّمْسِمِندُونِاللَّهِوَزَيَّنَلَهُمُالشَّيْطَانُأَعْمَالَهُمْفَصَدَّهُمْعَنِالسَّبِيلِفَهُمْلَايَهْتَدُونَ
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?
Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”
Maka tidak lama kemudian (datanglah hudhud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba” membawa suatu berita yang meyakinkan.
Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.
Aku (burung hudhud ) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk.(QS.An-Naml:20-24)
قَالَسَنَنظُرُأَصَدَقْتَأَمْكُنتَمِنَالْكَاذِبِينَ– اذْهَببِّكِتَابِيهَذَافَأَلْقِهْإِلَيْهِمْثُمَّتَوَلَّعَنْهُمْفَانظُرْمَاذَايَرْجِعُونَ Dia (Sulaiman) berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta.Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.”(QS.An-Naml:27-28)
Kisah yang begitu agung hingga diabadikan didalam Kitab suci Al-Qur’an. Lalu apa pelajaran yang dapat kita ambil?
Belajar Kepemimpinan dari Nabi Sulaiman
-Pemimpin sebesar Nabi Sulaiman (yang kerajaannya tak bisa ditandingi oleh siapapun, sebelum atau setelahnya) tidak pernah melupakan rakyatnya walau sekecil apapun. Walau hanya sekecil burung Hud Hud. (Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?)
-Dalam menerapkan hukum, pemimpin tidak boleh saklek. Artinya, seorang penguasa tidak boleh menerapkan hukum tanpa memberi kesempatan pelaku untuk membela diri atau memberi alasan. Beri peluang untuk menjawab ! (Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”)
-Pemimpin harus mendengar suara rakyat, serendah atau sekecil apapun mereka.(Maka tidak lama kemudian (datanglah hudhud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba”)
-Pemimpin tidak boleh langsung percaya ketika mendengar berita. Ia harus mengecek dan bertabayun. (Dia (Sulaiman) berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta.”)
-Pemimpin tidak boleh meremehkan hal kecil. Berita remeh dari burung Hud Hud akhirnya dapat membuat satu negeri menjadi orang-orang yang beriman kepada Allah swt.[ ]