INILAHCOM, Jakarta -- Pada artikel sebelumnya kita telah mendengar bahwa orang beriman itu bermacam-macam. Kekuatan iman mereka berbeda beda.
Ada yang imannya kuat walau diserang badai sebesar apapun, ada pula yang memilih berdiri di tepian jurang. Beriman tapi setengah-setengah. Mudah sekali terjatuh dan melupakan Allah saat badai masalah menghampiri.
Sekarang kita akan mencari jawaban dari pertanyaan selanjutnya,bagaimana seorang mukmin sejati bisa memiliki kekuatan yang begitu besar untuk mencapai tujuannya?Bagaimana ia bisa bertahan dengan semua halangan dan rintangan dalam hidupnya?
Bagaimana ia tetap tegar walau berdiri sendiri?Tentu akan banyak jawaban yang kita temukan untuk menjawab pertanyaan ini. Namun kali ini kita akan belajar bersama tentang 5 Sumber Kekuatan Seorang Mukmin.
Menjadi seorang mukmin bukan pilihan yang mudah. Dihadapannya ada berbagai tantangan, rintangan bahkan teror yang mengganggu ketenangan hidupnya. Jelas ini akan terjadi karena selamanya kebatilan tidak akan pernah diam melihat ada anak Adam yang bertahan di jalan kebenaran.
Lalu apa yang bisa menjadikan seorang mukmin memiliki kekuatan dan ketegaran yang begitu besar?
1. Keimanan kepada Allah.Sejak kecil kita sering mendengar kata-kata ini hingga kita menganggapnya hal yang remeh. Tapi ketahuilah bahwa iman kepada Allah adalah sumber kekuatan terbesar seorang mukmin. Rasulullah pernah bersabda,“Gunung-gunung dapat hancur berkeping-keping namun keimanan seorang mukmin tidak akan pernah sirna.”
Rasul membandingkan iman dengan gunung. Gunung sebagai simbol ciptaan Allah yang begitu kokoh bisa hancur berkeping-keping namun keimanan seorang mukmin tidak akan bisa goyah oleh badai apapun.
Kenapa demikian?Karena salah satu buah dari keimanan adalah tawakal. Disaat seseorang mampu untuk tawakal dan pasrah penuh kepada Allah, ia telah menjadi orang yang paling kuat. Karena hatinya hanya bersandar kepada Sang Penguasa Alam, lalu apa lagi yang harus ia takuti di dunia ini?
وَمَنيَتَوَكَّلْعَلَىاللّهِفَإِنَّاللّهَعَزِيزٌحَكِيمٌ“Barangsiapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS.Al-Anfal:49)
Mukmin itu kaya raya walau tak ada sepeser pun uang di sakunya.Mukmin itu perkasa walau sebesar apapun badai yang menimpanya.Mukmin itu tegar walau ia berdiri sendiri melawan derasnya arus kebatilan.Bagaimana ia tidak perkasa jika dirinya hanya bergantung pada Dzat yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana?
2. Keimanan kepada Al-Haq (Kebenaran). Keyakinan kepada Al-Haq adalah power yang begitu besar bagi seorang mukmin. Karena hatinya telah dipenuhi oleh keyakinan bahwa ia akan menang. Karena kebenaran takkan pernah binasa oleh kebatilan.
وَقُلْجَاءالْحَقُّوَزَهَقَالْبَاطِلُإِنَّالْبَاطِلَكَانَزَهُوقاً “Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (QS.Al-Isra’:81)
Lihatlah Fir’aun yang berkuasa bertahun-tahun lamanya, memiliki kekuatan yang tak terkira, mendapatkan semua yang ia inginkan hingga mengaku sebagai Tuhan. Namun harus runtuh ketika kebenaran datang.
Tongkat Musa sebagai simbol kebenaran dapat menggoyang kerajaan Fir’aun yang amat kuat di kala itu. Karena kebenaran bagai pohon yang kokoh akarnya menjalar kedalam sementara kebatilan bagai pohon yang akarnya diatas. Goncangan sedikit saja akan merobohkannya.
Berpegangan dengan Al-Haq berarti sedang berpegangan terhadap sesuatu yang kuat. Tentu, jika kita sedang memegang sesuatu yang amat kuat maka tidak ada lagi ketakutan dalam menghadapi tantangan apapun.
وَمَنيُسْلِمْوَجْهَهُإِلَىاللَّهِوَهُوَمُحْسِنٌفَقَدِاسْتَمْسَكَبِالْعُرْوَةِالْوُثْقَى“Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh.” (QS.Luqman:22)
Lalu mengapa banyak orang yang sudah memilih jalan kebenaran tapi masih takut dan minder?Jawabannya singkat, karena mereka belum sepenuhnya yakin dengan kebenaran yang ia ikuti. Ia masih belum mengenal Al-Haq yang sebenarnya.
Seorang yang telah yakin bahwa ia sedang bersama kebenaran tidak mengenal lagi kata minder, takut atau ragu. Hatinya telah mantap bahwa ia berada dalam pilihan yang tepat. Seperti seorang yang memilih jalan jihad. Ia berada dalam dua pilihan, antara menang atau mati syahid. Dan tidak ada yang buruk dari keduanya.[bersambung]
Sumber : khazanahalquran