SEBELUM Jum'atan saya sempat diskusi ringan dengan Syekh Madoury Rabah dari Aljazair tentang kisruh politik di beberapa negara Islam seperti Mesir, Suriah, Tunisia, Sudan dan lain-lain.
Beliau berkata bahwa sejatinya kisruh itu merupakan teguran dari Allah pada rakyat negeri itu untuk kembali kepada Allah, beribadah dengan bagus dan berbuat sesuai dengan tuntunan agama.
"Lihatlah bagaimana Rasulullah bisa mengubah Yatsrib, yang maknanya adalah negeri penuh musibah, menjadi Madinah Munawwarah, yang bermakna Kota Peradaban Penuh Cahaya," demikian lanjutnya. Rasulullah, dari Mekah ke Madinah, membawa 70 sahabat yang bekal migrasinya adalah iman dan takwa, bukan harta dan kegagahan tampilan.
Apakah perintah pertama Rasulullah di Madinah? "Tebarkanlah salam dan berikanlah makan." Tebarkanlah salam bermakna lebih dari seksdar ucapkanlah salam, melainkan tebarkanlah kedamaian, memasukkan rasa damai ke dalam hati dan kehidupan orang lain. Berikanlah makan bermakna lebih dari sekadar satu dua kali shadaqah makanan melainkan memberikan kesempatan kerja pada setiap orang sehingga bisa mencukupi kehidupannya secara layak.
Kita harus memiliki semangat untuk memperbaiki keberagamaan masyarakat, keseriusan pada urusan-urusan agama. Negara adalah bagai rumah. Kuat tidaknya sangat banyak tergantung pada pondasi bawah, bukan atap atas dan genteng.
Rakyat adalah pondasi, pemerintah adalah atap atas dan genteng. Jangan-jangan rusaknya atap dan genteng adalah karena pondasi yang goyah. Memperbaiki atap tanpa perbaikan pondasi hanya akan baik sementara saja, baik untuk rusak kembali.
Seberapa sering reshuffle dan bahkan pergantian pemerintah tak akan memiliki dampak besar tanpa perubahan pandangan dan gaya hidup rakyatnya. Andai saja semua rakyat beriman dan bertakwa, Allah yang berjanji akan turunkan keberkahan dari langit dan memunculkan keberkahan pula dari bumi. Jayalah Indonesiaku. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pessantren Alif Laam Miim Surabaya. [*]