Quantcast
Channel: Inilah.com - Mozaik
Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

Hal yang Paling Mengotori Hati

$
0
0

KITA sering berusaha sekuat tenaga menjaga agar pakaian dan kendaraan tidak kotor. Kita juga menjaga ponsel, sandal,dan sepatu supaya tidak kotor. Tapi, kita jarang berusaha maksimal menjaga dan membersihkan hati kita dari kekotoran.

Padahal,“Amat sangat beruntung (sukses, menang, bahagia) orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh rugilah orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams [91]: 9-10).

Harusnyamenyadari bahwa kita sering lalai dan membiarkan banyak hal yang tidak perlu mengotori hati ini. Padahal,kedekatan dengan Allah sangat tergantung pada qalbun salim. Bukan banyaknya ilmu dan amal, tapi bersihnya hati.

Semakin bersih hati seseorang, semakin mudah baginya untuk yakin. Lalu, jikaada yang bertanya, “Mengapa saya kurang yakin kepada Allah?”,maka yang begitu berarti hatinya masih kotor.

Nah, saudaraku. Secara sederhana di sini kita membahas tentang apa saja yang mengotori hati. Bahwa halyang paling mengoroti hati sebetulnya ada dua. Yang pertama adalah cinta terhadap duniawi, dan kedua adalah nafsu. Oleh sebab itu, mari kita melihat dunia ini biasa-biasa saja, dan tahanlah nafsu ini.

Seperti terhadap dunia. Kita sering menganggap kesuksesan berasal dari kekayaan, gelar, pangkat, kedudukan, popularitas, piala, medali, piagam, dan sebagainya. Kita juga suka terkagum-kagum pada semuanya itu. Padahal tidak ada di dalam al-Quran, alat ukur kesuksesankecuali cuma satu, yakni: “Inna akromakum indallahi atqokum.” (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu). (QS. al-Hujurat[49]: 13).

Contoh,bangga memiliki barang bermerek. Sebetulnya tidak salah dan boleh saja kalau kita mau membelinya. Tetapi jangan merasa bangga, mulia atau sukses karena memiliki barang bermerek. Hidup inisama sekali tidak ada urusannya dengan merek. Justru perasaan bangga atau mulia dengan merek tersebutyang mengotori hati.

Misalkan kita punya jam tangan bermerek cilok (saya tidak boleh menyebut merek). Walaupun harganya lima puluh bahkan ratusan juta, tetap saja hanya jam tangan. Kecepatannya juga tidak berbeda dengan yang harga 20 ribu. Apa artinya jam tangan lima puluh juta kalau tidak membayar zakat? Kalau memiliki jam bermerek berjuta-juta tapi hati kotor dan tidak beriman, maka sama saja dengan sampah.

Ini bukan berarti menghina, tapi saya sarankan tidak perlumembeli barang yang bermerek mahal. Nanti tidak ada yang percaya. Kita mengaku asli juga tetap akan dianggap kw tiga. Kita punya bukan karena ingin, tapi sesuai keperluan.

Hal serupa pula sebagai contoh menahan nafsu agar tidak berlebihan. Misalnya, jangan memaksakan diri membeli barang yang tidak perlu. Boleh jika niat membelijam tangan yang bagus supaya awet. Karena yang penting bukan mahal atau murah. Berlebihan itu melampaui keperluan atau tidak.

Misalnya kita ingin punya jam yang tahan air, karena sering beraktivitas di dalam air, maka belilah jam tahan air sepantasnya. Tapi kalau pemakaiannya biasa saja, maka untuk apamemakai jam seorang penyelam, padahal berenang saja tidak bisa. Kita harus benar-benar periksa hati dan tahan nafsu ini.

Contoh lain, jangan memaksakan diri membeli ponsel yang ada internetnya. Harus kita periksa dulu hati ini. Apakah agar diakui dan pede dalam bergaul? Atau, untuk melihat hal-hal yang buruk? Kalau nafsu kita pasti suka. Tapi nafsu memang selalu membuat enteng urusan yang mencelakakan. Jika tidak perlu, lebih baik dijual dan tidak usah pakai ponsel sekalian.

Jadi, saudaraku. Kuncinya sederhana: Tahan nafsu kita, dan jangan sibuk dengan penilaian makhluk. Biasanya kita menyukai topeng-topeng duniawi tadi, karena ingin atau berharap pada makhluk. Seperti ingin dipuji, diakui, dikagumi,dan diperlakukan spesial. Lalu, kalausudah diakui dan dikagumi orang lain, selanjutnya apa?

Kemungkinannya kita terus mempertahankan dan menambah pengakuan dan kekaguman orang. Apakah tidak lelah jika menghabiskan umur dengan sibuk mengurus penilaian makhluk dan menuruti nafsu? Hati menjadi cepat mengeras kalau hidup mengikuti nafsu, dan betapa menjadi sia-sia hidup ini.

Makhluk tidak punya apa-apa! Hanya menumpang hidup, dititipi,dan mengaku-aku saja memiliki. Yang memiliki segala-galanya adalah Allah SWT! Selain Allah seluruhnya sama seperti kita. Mondar-mandir dan petantang-petenteng sebentar, lalu mati. Selain Allah, tidak ada yang mempunyai pengampunan, pahala, dan surga.

Jadi, biasa saja terhadap dunia. Ketika ada jangan sombong, dan di saat sedikit tidakperlu minder atau iri pada orang lain. Karena bangga, sombong, ujub, riya maupun minder dan iri tersebut, sama-sama ciri pecinta dunia. Sepanjang dunia masih menyilaukan, hati kita pun susah bersih.

Nah, saudaraku. Yang menulisini belum sepenuhnya cocok dengan apa yang ditulisatau diceramahkan. Namun, mari kita ikhtiar bersama-sama menjaga kebersihan hati. Harus benar-benar serius menjaganya. Karena banyak kejadian di setiap waktu yang mudah membuat hati menjadi kotor. Sedangkan secara syari’atnya, siapa lagi yang menjaga hati ini kalau bukan kita sendiri, benar?[*]

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804