MENJELANG tujuh belas Agustus ini banyak lomba dan permainan digelar, mulai yang tradisional seperti makan krupuk, lari karung dan tarik tambang sampai pada yang modern seperti lomba balap tamiya, lomba modifikasi otomotif dan sejenisnya. Pengikutnya selalu banyak dan ramai sekali. Semuanya ingin menjadi pemenang.
Unggul di bagian awal belum tentu menjadi pemenang di bagian akhir. Ada banyak kemungkinan bahwa peserta yang kelihatannya akan kalah ternyata akhirnya menjadi pemenang karena adanya banyak hal yang mungkin terjadi.
Pelari yang ada di posisi paling depan sangat mungkin keseleo atau kram sehingga pasti disalip yang ada di belakangnya. Ada seribu satu kemungkinan yang bisa terjadi. Yang jelas, pemenang itu ditentukan pada titik akhir lomba.
Hidup ini dalam beberapa hal mirip lomba itu. Ada banyak orang dzalim dan pendosa yang sepertinya hidup lebih mulia dan lebih beruntung dibandingkan dengan orang-orang baik yang taat. Banyak orang yang kemudian mempertanyakan keadilan Allah dan bahkan banyak juga yang menarik kesimpulan yang salah bahwa perbuatan baik dan buruk tidaklah banyak pengaruhnya pada nasib mulia atau terhina, untung atau buntung. Benarkah?
Jangan tertipu dengan permulaan, tapi lihatlah nanti di bagian akhir. Yakinlah dengan apa yang difirmankan Allah yang menyatakan bahwa kemuliaan, kemenangan, dan kejayaan adalah milik Allah, rasulNya dan hamba-hambaNya yang mukmin.
Pada akhirnya semua akan tampak jelas sesuai dengan firmanNya: Kejayaan dan kemuliaan adalah milik Allah, Rasul Allah dan orang-orang mukminin.
Yakinkan bahwa langkah kita sesuai dengan perintah Allah, yakinkan bahwa semangat hidup kita adalah sama dengan semangat hidup rasul-rasul Allah, kemudian yakinlah bahwa pada akhirnya kita akan menjadi pemenang hakiki yang mendapatkan kemuliaan dan kejayaan. Jangan tertipu dengan "permainan hidup", lihatlah akhirnya nanti. Hidup masih koma, belum titik. Salam, AIM@pondok pesantren kota Alif Laam Miim Surabaya
