SETIAP Nabi bersahabat dengan goa. Salah satu goa yang bersejarah dan diabadikan di dalam Al-Qur’an ialah Goa Kahfi. Tidak sampai satu jam perjalanan dari kota Amman, Jordania, kita sudah bisa menjumpai goa yang terletak di perkampungan Al-Rajib ini.
Goa ini tidak terletak di dalam sebuah gunung seperti halnya Goa Hira dan Goa Tsaur. Goa ini terletak di sebuah bukit. Mulut guanya menghadap ke hamparan datar, tidak terlalu luas, dan hampir seluruh celahnya dapat terkena sinar matahari. Pintunya agak pendek sehingga orang yang tinggi harus membungkuk jika masuk ke dalamnya. Hingga kini goa ini masih terawat dengan baik. Bahkan pemerintah Jordania membangun beberapa bangunan pendukung di sekitarnya.
Masih ada kontroversi di mana sesungguhnya letak Gua Kahfi yang sebenarnya. Orang-orang Turki juga mengklaim sebuah gua yang diyakini Goa Kahfi, tepatnya Gunung Pion (Mt of Pion), yang terletak di Efesus (Ephesus), Turki.
Demikian pula di Suriah, di sana juga ada gua yang diyakini Gua Kahfi. Namun jika memperhatikan cerita-serta Israiliyat di sekitar Gua Kahfi dalam Al-Qur'an lebih kuat Gua Kahfi asli itu di Jordania. Temuan-temuan anropologis yang bernilai sejarah banyak ditemukan di lokasi Gua Kahfi, Jordania. Allahu A'lam. Yang jelas Raja Abdullah kedua telah meresmikan Masjid Gua Ahlul Kahfi dan Ma’had Da’wah dan Dai’.
Ternyata Gua Kahfi menyimpan kenangan monumental. Bukan hanya karena diabadikan di dalam salah satu surat di dalam Al-Qur’an tetapi juga dapat menjadi lambang perjuangan kelas tertindas, seperti kita ketahui sejarahnya.
Intinya ada sekelompok hamba Tuhan yang dikejar oleh penguasa yang dhalim di negerinya yang menyembah berhala lalu mereka bersembunyi di dalam gua. Ada yang menyebutkan berjumlah tujuh orang ditambah seekor anjing penjaganya. Mereka tidur di dalam gua selama 309 tahun. Jumlah pemuda yang tidur di dalam gua itu juga kontroversi. Ada yang mengatakan tiga orang ditambah seekor anjingnya, lima orang ditambah seekor anjingnya, dan sebagian lagi mengatakan tujuh orang di tambah seekor anjingnya.
Di dalam Al-Qur'an dikatakan: "Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)". (QS.Al-Kahfi/18:11-12).
Mereka baru sadar telah tidur di dalam gua itu terlalu lama setelah mereka merasa kelaparan. Disebutkan juga mereka pada kebingungan karena rambut dan kuku mereka bertambah panjang, di tambah perubahan yang sangat mendasar di kawasan gua itu. Mereka lalu mengirim seorang di antaranya pergi ke pasar membeli makanan. Di dalam Al-Qurán disebutkan:
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun”. (Q.S. al-Kahfi/18:19).
Di sana ia terungkap setelah membelanjakan mata uang yang digunakan sudah tidak berlaku lagi sejak 300 tahun silam. Para penghuni kampung menjadi heboh dengan kehadiran pemuda asing di pasar. Setelah ia ditanya maka benarlah dugaan sebagian orang bahwa kelompok pemuda misteri yang pernah menghilang dan menjadi cerita-cerita rakyat secara turun temurun ternyata belum mati melainkan tertidur pulas di goa. [*]
