KALAU hidupmu hanya menunggu kematian tanpa berbuat apapun untuk kehidupan, lalu apa bedamu dengan hewan-hewan tak berakal itu? Kalau fokus perhatianmu hanyalah tentang isi perut dan aktifitas bawah perut, lalu apa bedamu dengan binatang-binatang yang lalu lalang berebut makanan dan berkembang biak? Tak pernahkan membaca kabar dari Rasul yang mulia bahwa manusia terhina adalah para hamba perut?
Kalau hidupmu hanya berburu kuliner dan rajin berpesiar tanpa berburu nilai dan menebarkan manfaat, maka kaidah kebahagiaan menurut siapa yang sedang dijadikan rujukan? Kalau hidupmu hanyalah duduk, makan dan tidur tanpa ada perjuangan untuk menegakkan nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan hakiki, lalu teori keagungan yang mana yang dijadikan referensi? Kalau hidupmu hanya ingin dilayani tanpa mau melayani, ingin dikunjungi tanpa mengunjungi, ingin dihormati tanpa mau menghormati, lalu konsep mulia milik siapa yang sedang dijadikan sebagai pegangan?
Kalau memang dirimu beragama, dimanakah dalam hidupmu agama itu berada? Apakah ucap dan perilakumu sungguh telah menjadi pengejawantahan nilai-nilai agama? Kalau memang dirimu berakal, apakah kata dan tingkahmu sudah benar-benar mengikuti nalar orang-orang berakal?
Kalau memang dirimu orang baik, apakah kalimat yang terlontar dari mulutmu dan gerak badan yang kamu lakukan mengandung nilai-nilai kebaikan? Kalau memang dirimu adalah makhluk pemilik malu, sudahkah dirimu malu kepada Allah, malu kepada orang lain dan malu kepada dirimu sendiri untuk melakukan kehinaan? Bukankah agama, akal, amal shaleh dan rasa malu adalah permata indah yang Allah sematkan pada manusia? Masih adakah dalam dirimu?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sungguh nyaring terdengar di hari Jum'at ini, saat banyak saudara-saudara kita berjuang menyuarakan kebenaran, saat saudara-saudara kita banyak berkeliling berbuat untuk agama, saat orang-orang lain berebut berbuat kebaikan, saat orang-orang mencatatkan dirinya dalam daftar absen manusia yang setia pada agama.
Lalu, masihkan kita akan terus diam, duduk manis menonton hiburan sambil cekikikan dan berangan-angan menjadi mulia dan ahli surga? Ah, teorinya siapa itu? Salam, AIM, hamba Allah yang dha'if penuh dosa. [*]