BERBICARA tentang kisah keteladanan para ulama Salaf dalam ketekunan beribadah, ketaatan dan sifat zuhud, tentu merupakan pembicaraan yang tidak asing bahkan sangat dikenal di kalangan kaum muslimin. Akan tetapi, tahukah kita bahwa kisah keteladanan dari anggota keluarga mereka juga tidak kalah menariknya dan sangat patut untuk kita baca serta kita renungkan.
Keempat, Keteladanan keluarga Salaf dalam menghadiri majelis ilmu dan mengunjungi orang-orang yang saleh sejak kecil, untuk meneladani akhlak mereka.
Imam Ibnul Jauzi membawakan sebuah kisah dari seorang ulama Salaf yang terkenal, Ibrahim al-Harbi. Dari Muqatil bin Muhammad al-‘Ataki, beliau bercerita. Aku pernah hadir bersama ayah dan saudaraku menemui Abu Ishak Ibrahim al-Harbi, maka beliau bertanya kepada ayahku: “Mereka ini anak-anakmu?”
Ayahku menjawab: “Iya”.
Beliau berkata kepada ayahku: “Hati-hatilah! Jangan sampai mereka melihatmu melanggar larangan Allah, sehingga (wibawamu) jatuh di mata mereka”. (Shifatush shafwah, 2/409)
Imam Ibrahim bin Adham mengatkan, “Ketika aku masih kecil ayahku berkata kepadaku,
Wahai anakku, tuntutlah ilmu hadis, setiap kali kamu mendengar sebuah hadis dan menghafalnya maka kamu dapat (uang) satu dirham”. Maka akupun menuntut ilmu hadis karena motivasi itu”. (Syarafu ashhabil hadits, hlm. 66)
Imam al-Khathib al-Bagdadi menukil kisah dari Imam al-A’masy, ketika beliau sedang menyampaikan hadis di hadapan anak-anak yang masih kecil, maka ada yang bertanya kepada beliau, “Kamu menyampaikan hadis di hadapan anak-anak yang masih kecil ini?”.
“Anak-anak yang masih kecil inilah yang akan menjaga agamamu”. Jawab Imam al-A’masy. (Syarafu ashhaabil hadis, hlm. 64)
Renungkanlah kisah di atas, bagaimana para ulama Salaf membiasakan anggota keluarga mereka, sejak usia anak-anak, untuk selalu menghadiri majelis ilmu dan kajian-kajian Islam untuk kebaikan agama mereka, serta bergaul dan mengunjungi orang-orang yang saleh dalam rangka meneladani akhlak mulia mereka.
Mereka memahami bahwa jiwa manusia memiliki kecenderungan untuk selalu meniru dan mengikuti orang lain yang dikaguminya dan selalu dekat dengannya. Sebagaimana sabda Rasulullah : “Ruh-ruh (jiwa) manusia adalah kelompok yang selalu bersama, maka yang saling bersesuaian di antara mereka akan saling dekat, dan yang tidak bersesuaian akan saling berselisih”. (HR. Bukhari 3158 dan Muslim 2638)
Inilah salah satu di antara tujuan terbesar Allah menceritakan kisah-kisah keteladanan para Nabi dalam banyak ayat alquran. Allah berfirman,
“Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Huud: 120).
Demikianlah, semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi motivasi kebaikan bagi kita semua. [Ustad Abdullah bin Taslim, M.A.]