TAHU pasar malam, bukan? Lapangan penuh sesak dengan orang berjualan bermacam-macam makanan dan barang. Beragam mainan pun dijadikan daya tarik tambahan, mulai dari permainan yang sederhana sampai pada permainan yang kompleks, mulai dari yang membuat tertawa sampai pada yang membuat hati berdebar takut, mulai yang tak ada unsur judi sampai pada yang bersifat untung-untungan garis miring nasib-nasiban.
Di pasar malam itu semua orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Para pedagang tak peduli dengan dagangan orang lain, para pengunjung sibuk bersorak dan berteriak untuk mainannya sendiri. Sulit sekali mencari orang yang peduli pada orang lain. Saat seperti itu, copet merasa leluasa mencari mangsa, mencopet harta milik orang-orang yang tak lagi fokus pada nasib dirinya karena terpesona dengan permainan-permainan.
Kehidupan kita saat ini hampir sama dengan pasar malam itu. Semua orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Kata-kata indah seperti integrasi, sinergi, terpadu dan sejalan sangatlah sulit dicarikan contoh nyata. Semuanya berjalan sendiri-sendiri demi untuk mencari untung sendiri-sendiri untuk dirinya sendiri.
Sulit sekali mencari seorang negarawan yang berbuat dan bekerja benar-benar demi negara. Sulit mencari pahlawan yang rela berkorban demi bangsa dan tanah air. Sangat mudah tunjuk hidung orang-orang yang menjual bangsanya dan tanah airnya sendiri demi perut dan kantongnya sendiri.
Manusia dalam kehidupan ini bagaikan kebanyakan orang yang ada di pasar malam tadi itu. Lupa bahwa malam telah larut, terus mabuk dalam kesenangan semu. Banyak manusia yang lupa bahwa dirinya sudah "larut malam," lupa mempersiapkan sesuatu untuk esok paginya. Jangan lupa bahwa tumpukan uang tak bisa dibuat tawar-menawar kasus dengan malaikat. Seabrek pangkat dunia juga tak akan mampu menakut-nakuti malaikat.
Mari kita keluar dari pasar malam. Mari kita hidup di alam kewajaran saja, di mana semua anggota masyarakat saling tegur sapa, saling bantu dan saling mendoakan. Bahagianya kita adalah dengan membahagiakan orang lain. Mulianya kita adalah dengan memuliakan orang lain. Terhormatnya kita adalah dengan menghormati orang lain. Begitulah salah satu ajaran pokok setiap agama. Salam, AIM. [*]