ORANG ini dianggap sebagai orang yang gila, minimum setengah gila, dan sering disebut dengan otak setengah dua belas. Tapi di kalangan masyarakat ada juga yang menyebutnya sebagai wali Allah yang sedang menyamar, karena wali itu memang terlarang memproklamirkan dirinya sebagai wali.
Meskipun para pelihat berbeda pendapat, namun semuanya senang bertemu dengannya karena faktanya dia tidak pernah berbuat negatif. Cuma omongannya saja yang berbeda dengan mainstream (omongan orang kebanyakan). Tapi sering juga yang diomongkannya itu menjadi kenyataan walau kadang harus melalui beberapa proses tafsir atau takwil.
Saridin, nama lelaki itu, suatu hari berjalan ke istana. Di gerbang istana, dia dihadang dan diusir oleh para petugas keamanan yang sebenarnya kenal juga sama Saridin. Saridin itu terkenal karena memang unik alias berbeda dengan kebanyakan dari sisi postur tubuh, cara bicara dan cara berpakaian. Kalau Anda ingin terkenal, tampillah dengan cara aneh. Asal tak malu saja.
Saridin bertanya mengapa dirinya dihadang dan diusir. Petugas menjawab: "Sedang ada rapat di istana dengan para pembesar, para menteri gubernur dan dewan perwakilan rakyat dan dewan perwakilan daerah."
Saridin cuma tersenyum sambil berkata: "Mereka itu semua saya yang memilih bersama teman-teman saya yang bernama rakyat. Lantas mengapa yang dipilih tidak mau menghormati yang memilih? Dunia ini memang sudah terbolakbalik." Petugas tersinggung dengan celoteh Saridin dan dengan setengah membentak mereka berkata: "Kami cuma melaksanakan tugas mengamankan istana dari para perusuh. Situasi sangat genting."
Saridin tersenyum kembali dan berkata: "Lihatlah tampangku, adakah ampangku tampang perusuh? Mustahil pemilih akan merusuhi yang dipilih kecuali yang dipilih itu tidak amanah. Namanya bukan lagi merusuhi tapi meluruskan.Wahai para penjaga, sampaikan salam saya kepada raja, dari Saridin, bahwa perusuh yang ditakutkannya itu sesungguhnya sedang ada dalam istana, bukan yang ada di luar istana."
Saridinpun pergi, penjaga pintu istana diam seribu kata, sementara posisi mata, hidung dan mulutnya menampakkan kebingungan. Salam, AIM, temannya Saridin. [*]