PENCAK silat dan karate adalah dua jenis olahraga yang paling saya sukai sejak kecil. Saya pernah ikut latihannya ketika SD dulu, saat orang baru bisa dianggap jagoan hanya jika dipukul tak roboh-roboh dan memukul dengan pukulan ringan bisa melumpuhkan musuh.
Betapapun hanya di masa SD latihan saya, kesukaan saya menonton pencak silat dan karate berlanjut sampai kini. Lebih khusus lagi adalah pencak silat pamor, jenis pencak silat yang mengajarkan bertarung dengan indah.
Saya memiliki beberapa film karate, pencak silat dan kungfu, serta masih terus tergoda untuk membeli yang baru. Biasanya film-film karate, pencak silat dan kungfu itu menyelipkan filsafat kehidupan yang luar biasa yang berkenaan dengan pertarungan melawan masalah kehidupan, pertarungan melawan musuh kehidupan.
Kata para ahli olahraga itu, musuh manusia bukanlah manusianya melainkan egonya sendiri. Ahli karate dan pencak silat yang masih hanya mengandalkan kekuatan otot bukanlah seorang ahli yang betul-betul ahli. Yang ahli adalah yang mampu menundukkan egonya untuk patuh pada hati nuraninya. Tabah, sabar dan pantang menyerah pada kesulitan dan hambatan adalah filsafat yang ditanamkannya.
Pernah menonton film 'The Karate Kid'? Simaklah salah satu pesan Mr. Han, sang guru karate, kepada muridnya: "Hidup mungkin saja membuat kita jatuh, namun kita bisa memilih apakah kita mau bangkit ataukah tidak." Bahasa aslinya begini: " Life would knock us down, but we can choose wheter or not to get back up."
Dalam pencak silat dan karate, terpukul dan jatuh adalah biasa. Yang paling penting, jangan lupa untuk bangkit. Lebih penting lagi adalah jangan lupa untuk bernafas. Salam, AIM. [*]