PEMBAGIAN Syahid:
1. Syahid Dunia
Yaitu orang yang terbunuh ketika dia berperang, tetapi dia tidak ikhlas karena Allah, bukan demi menegakkan kalimat Allah (Islam). Soal niat, selain dirinya, manusia yang lain tidak ada yang tahu. Akan tetapi ketika jasadnya ditemukan terbunuh ketika berperang melawan kafir, maka ia dihukumi sebagai syahid.
2. Syahid Akhirat saja
Yaitu orang-orang yang mati karena tenggelam atau terbakar dan semisalnya, sebagaimana terdapat dalam hadis-hadis Nabi. Orang yang termasuk kategori ini dimandikan, dikafani juga disalatkan
3. Syahid dunia dan akhirat
Yang dimaksud syahid dunia akhirat adalah orang yang terbunuh ketika berperang di jalan Allah dengan niat yang ikhlas, tidak riya dan tidak berbuat ghulul (mencuri harta rampasan perang). Jenis inilah yang merupakan syahid yang sempurna dan syahid yang paling utama, baginya pahala dari sisi Allah Yang Maha Agung. Soal niat ikhlas atau tidaknya, hanya dia yang bersangkutan dan Allah yang tahu. Manusia hanya menghukumi secara zhahir bahwa dia mati terbunuh di jalan Allah. Sehingga dia layak disebut sebagai syahid. Karenanya jenazahnya tidak perlu dimandikan, tidak perlu dikafankan, tidak perlu disalatkan, ia hanya dikuburkan dengan pakaian lengkap tatkala ia terbunuh syahid.
Untuk syahid jenis pertama dan ketiga, terdapat beberapa pendapat. Menurut pendapat Al-Ahnaf (Hanafiyah), mereka tidak dimandikan, tidak dikafani tetapi disalatkan. Menurut Hanabilah (pengikut mazhab Hanbali) mereka tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak disalatkan. Menurut Malikiyah, Mereka tidak dimandikan, tidak dikafankan, tidak juga di salatkan. Dan, menurut Syafi’iyah, mereka tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak pula disalatkan.
Berdasarkan hadis di atas pula secara khusus gelar pahlawan disematkan kepada para syuhada, atau orang-orang beriman yang wafat dalam pertempuran di medan jihad fii sabilillah untuk menegakkan dan memuliakan kalimah Allah Ta'ala di muka bumi ini. Misalnya para syuhada yang wafat pada perang uhud dapatlah dikatakan sebagai para pahlawan Islam. Bagi seorang muslim keridaan Allah dan surgaNya lebih utama dari sekedar gelar pahlawan. Dan keridaan Allah hanya akan diraih dengan selalu membersihkan niat dari unsur-unsur riya dan senantiasa menyelaraskan perbuatan dengan hukum-hukumNya.
[baca lanjutan: Bohong! Kamu Berperang agar Dikatakan Pemberani]