PERHATIKAN dan renungkan hadits Qudsi berikut ini, di mana Allah berfirman “Wahai manusia --anak cucu Adam--, sungguh jika engkau mengingatku itu bermakna telah bersyukur kepadaKu. Sementara jika engkau melupakanku, itu bermakna engkau telah ingkar atau kufur kepadaKu.”
Begitu pentingnya ingat Allah. Namun begitu seringnya kita meremehkannya. Begitu besar makna dzikir. Namun begitu seringnya kita mengecilkannya. Begitu hebat orang yang hatinya senantiasa menyebut nama Allah. Namun, begitu seringnya kita sendiri menganggap hebat orang yang hafal dan selalu menyebut nama-nama makhluk.
Begitu damainya orang-orang yang hidupnya senantiasa bersama dengan Allah. Namun begitu seringnya kita selalu memilih bersama dengan selainNya yang bahkan kadangkala menghapus kedamaian jiwa.
Kalau mengingat Allah dalam firman Allah di atas dinyatakan sendiri oleh Allah sebagai bentuk syukur, maka itu bermakna bahwa dzikir atau mengingat Allah menjadi salah satu cara kita mendapatkan pertambahan nikmat dan juga cara kita mempertahankan nikmat yang telah diterima.
Benar kata para ulama, setelah mengkaji banyak ayat dan hadits tentang dzikir, bahwa Allah memberikan nikmat kepada orang-orang yang senantiasa mengingatNya lebih banyak dibandingkan dengan nikmat yang diberikan kepada hambaNya yang senantiasa meminta. Luar biasa bukan?
Lalu, dzikir apa yang sangat perlu kita lantunkan? Kalimat tauhid tentulah yang paling utama sebagai pemantap dan penguat iman. Jangan lupakan istighfar untuk menghapus dosa dan kesalahan yang seringkali menjadi penghambat hadirnya sukses dan bahagia.
Jangan lupakan pula kalimat tasbih dan tahmid sebagai langkah memahasucikan Allah yang tak pernah dzalim dan tak pernah beratribut negatif apapun. Terakhir adalah perbanyaklah pula shalawat kepada Rasulullah yang jasa dan perhatiannya kepada umatnya amat luar biasa. Salam dzikir, AIM. [*]