AGAR pengetahuan sebagian besar kita tentang pemimpin tidak hanya berdasarkan Al-Maidah ayat 51, cobalah sempatkan membaca ayat-ayat kepemimpinan lainnya dalam al-Qur'an.
Jangan deskriminasi ayat, yakni hanya memilih ayat tertentu dan membuang atau melupakan ayat yang lain. Biasakan membaca ayat-ayat secara utuh ketika membahas suatu persoalan agar pemahamannya jelas, lengkap dan kuat.
Sempatkan membaca suray As-Sajadah (32) ayat 24 dan surat Al-Anbiya' (21) ayat 73 untuk mendapatkan gambaran lebih konkret tentang apa saja karakter yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin jika yang diinginkan adalah kebahagiaan, keamanan dan keberkahan.
Ayat tersebut menyaratkan (a) kesabaran dan ketabahan, (b) mampu menunjukkan jalan bahagia kepada rakyatnya dengan mengikuti petunjuk Allah dan mengantarkan mereka ke zona bahagia itu, (c) berkepribadian baik yang maknanya sangat luas, dan (d) taat beragama.
Ayat-ayat tersebut di atas adalah masih sebagian saja. Masih banyak ayat-ayat lainnya termasuk yang berkaitan dengan kemampuan diri dalam manajemen kepemimpinannya. Kemampuan manajemen pemerintahan bukanlah satu-satunya ukuran. Menjadi orang yang selalu benar menurut "hukum" juga bukan satu-satunya ukuran. Ada ukuran kepatutan, kepantasan, atau etika yang sering kita lupakan untuk mendiskusikannya sebagai karakter yang perlu dimiliki seorang pemimpin.
Secara hukum, adalah sah seseorang lelaki melaksanakan shalat hanya memakai celana kolor yang menutupi auratnya dari pusar ke lutut. Tak usah pakai baju dan lainnya, cukup celana saja. Sah dan benar menurut hukum. Adakah di antara kita yang mau menjadikannya imam dan atau khatib jum'at sementara ada pilihan orang lain yang lebih pantas? Saya yakin semua jamaah yang waras akan pergi dan mencari yang pantas dan layak. Kita semua orang waras kan? Salam, AIM.