DAJAL adalah sesuatu yang konkrit, berwujud, dan bukan abstrak. Karena itu, Dajal bukan sistem, bukan gambaran hegemoni orang kafir terhadap umat manusia. Tapi betul-betul berwujud, dengan ciri tertentu.
Kemudian akidah para sahabat dan kaum muslimin, bahwa Dajal termasuk bani Adam. Dia memiliki ciri sebagaimana manusia. Bukan jin, bukan pula makhluk dari golongan khusus lainnya. Di antara dalil tegas yang menunjukkan hal ini adalah hadis riwayat Muslim dalam Sahih-nya, menyebutkan tentang kisah Tamim ad-Dari yang bertemu Dajal saat dia terdampar di sebuah pulau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkan laporan Tamim ad-Dari tentang pertemuannya dengan Dajal di pulau tersebut. Dalam cuplikan itu, Tamim mengatakan,
“Kemudian kami berjalan cepat, sampai kami memasuki bangunan tempat ibadah itu. Ternyata di sana ada manusia dengan ukuran paling besar yang pernah kulihat…” (HR. Muslim no. 2942).
Di samping itu, disebutkan dalam banyak dalil yang lain yang menyebutkan tentang ciri fisik Dajal, diantaranya,
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang Dajal:
“Tiba-tiba saya melihat ada sosok laki-laki yang gempal, kulitnya merah, rambutnya sangat keriting, matanya buta sebelah, seolah bola matanya seperti buah anggur yang keluar. Para malaikat mengatakan: ‘Itu Dajal’.” (HR. Bukhari 7128)
Dari Ubadah bin as-Shamit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Dajal adalah orang yang agak pendek, jalannya tidak normal, rambut ikal, buta sebelah, matanya terhapus, tidak timbul dan tidak masuk ke dalam.” (HR. Ahamd 22764, Abu Daud 4320, dan disahihkan al-Albani).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah diutus seorang nabi, kecuali dia ingatkan kaumnya tentang si buta sebelah, sang pendusta. Ketahuilah Dajal itu buta sebelah dan Tuhan kalian tidak buta sebelah. Dan di antara dua matanya tertulis: Kafir.” (HR. Bukhari 7131)
Dan beberapa hadis lainnya. Yang semua ini menunjukkan bahwa Dajal adalah sosok yang konkrit, bukan abstrak, bukan sistem, bukan hegemoni. Karena Dajal memiliki ciri fisik sebagaimana layaknya manusia.
Allahu a’lam. [Referensi: al-Qiyamah as-Shugra, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Dar an-Nafais, Hal. 232 – 233]