TAUJIH (arahan) rabbani dari Allah Ta'ala tentang salat khusyu' bukan lantaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak melakukan kontemplasi dalam salat, melainkan karena beliau dan para sahabat melakukan gerakan-gerakan yang dianggap tidak layak untuk dilakukan di dalam salat. Seperti memandang ke langit, memejamkan mata atau menoleh ke kanan dan ke kiri.
Adapun masalah kontemplasi dan keterputusan hubungan saat salat dengan dunia nyata, bukanlah hal yang dimaksud dengan khusyu' itu sendiri.
Dan ibarat seorang pengemudi di jalan raya, dikatakan khusyu' kalau dia konsentrasi dalam berkendaraan. Konsentrasi yang dimaksud tentu bukan berarti matanya tertutup atau telinganya disumbat sehingga tidak melihat atau mendengar apapun, agar konsentrasi.
Malah bila dia melakukan hal-hal di atas, besar kemungkinan akan terjadi kecelakaan di jalan. Sebab apa yang dilakukannya bukan konsentrasi, melainkan menutup diri dari semua petunjuk dan lalu lalang di jalan raya.
Maka seorang yang salat dengan khusyu' bukanlah orang yang salat dengan menutup mata, menutup telinga dan menutup diri dari keadaan lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, justru orang yang shalatnya khusyu' itu adalah orang yang sangat peduli dan sadar atas apa yang terjadi pada dirinya, lingkungannya serta situasi yang ada saat itu. []