PERNYATAAN bahwa para nabi turun di negeri Arab ini sebenarnya perlu sedikit dikoreksi. Hal itu mengingat batas wilayah negeri Arab di masa kini jauh berbeda dengan di masa lalu.
Di masa lalu, yaitu pada saat para nabi itu diutus, negeri-negeri yang mereka tempati bukanlah negeri Arab. Setidaknya saat itu belum lagi menjadi negeri arab.
Tetapi memang benar kalau dilihatnya pada zaman sekarang, karena negeri-negeri yang dulunya bukan Arab, sekarang ini sudah jadi negeri Arab. Hal itu terjadi karena dakwah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam memang telah sukses mengislamkan negeri-negeri yang jauh di luar batas negeri Arab, sampai negeri itu bukan cuma memeluk Islam, tetapi berubah menjadi bagian dari Arab.
Dengan demikian yang lebih tepat dikatakan adalah bahwa dahulu para nabi tidak diturunkan di negeri Arab. Dan oleh karena itu tidak tepat kalau disebutkan bahwa para nabi hanya turun di negeri Arab.
Dan sesungguhnya para nabi yang selain arab itu cukup banyak, misalnya Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa dan lainnya. Dari 25 orang nama para nabi yang disebutkan di dalam Alquran, cuma Nabi Muhammad saja yang dipastikan berkebangsaan Arab dan benar-benar tinggal di Jazirah Arabia.
Selebihnya justru para nabi yang kita kenal itu malah berkebangsaan selain Arab. Dan yang paling banyak adalah para nabi yang berkebangsaan Yahudi.
Kalau saya sebut para nabi itu berkebangsaan Yahudi, maksudnya tentu bukan agama yahudi yang kita kenal saat ini. Tetapi Yahudi yang dimaksud adalah yahudi dalam pengertian nama sebuah jenis ras, nama darah dan nama sebuah bangsa.
Mungkin Anda heran, kalau para nabi di dalam Alquran itu bukan Arab, kenapa mereka berdialog dalam bahasa Arab?
Jawabannya sederhana, karena kisah para nabi itu disampaikan oleh Alquran yang bertutur dengan menggunakan bahasa Arab, maka secara otomatis semua dialognya 'diterjemahkan' ke dalam bahasa Arab. Dan tidak mungkin dialog mereka disampaikan dalam bahasa aslinya.
Jadi disinilah salah satu keunikan Alquran, para nabi yang sesungguhnya bukan orang Arab dan tidak bisa berbahasa Arab itu, di dalam Alquran tampil dan berdialog bahasa Arab, yang sudah diterjemahkan oleh Allah Ta'ala.
Dan dari sisi geografis, para nabi itu juga tidak tinggal di negeri Arab, setidaknya untuk ukuran saat itu. Sebab di masa lalu, negeri tempat para nabi diutus itu belum lagi menjadi negeri Arab.
Sebutlah misalnya Mesir. Memang sekarang ini nama resminya adalah Republik Arab Mesir. Tetapi di zaman Nabi Ibrahim atau zaman Nabi Musa, Mesir itu bukan negeri Arab.
[baca lanjutan]