SEBAGIAN orang saat masuk ke rumah kawannya, matanya jelalatan, menoleh kesana-kemari, mencari tempat telepon. Setelah mendapatinya, ia meminta kawannya agar ia diperkenankan mempergunakan telepon untuk satu pembicaraan yang singkat.
Ia tahu, kawannya tidak akan menolaknya. Bagaimana kawannya bisa menolak, sementara ia sudah mengangkat gagang teleponnya? Sejurus kemudian, ia pun telah tersambung dengan orang yang dihubunginya. Ternyata, ia menghubungi nomor telepon koleganya di London! Sambungan teleponnya sendiri berlangsung selama setengah jam!
Rasulullah saw berkata, "Sesuatu yang diambil dengan pedagang malu, maka ia haram."
Seorang yang menjaga rasa malunya pada orang lain adalah orang yang memiliki kecerdasan emosi.
Contoh lain, ketika seorang melihat satu pulpen tergantung di saku baju kawannya, ia lalu mengatakan, "Wah, pulpen ini bagus!" (Tentu saja, kalimat ini persis seperti pepatah "ada udang di balik batu"). Lalu apa yang bisa dilakukan kawannya selain mengatakan, "Silahkan, ambil saja!" Ia lalu mengambil pulpen itu menjadi miliknya.
Betapa menyedihkannya, beberapa orang telah meraih guru besar, tapi masih melakukan hal ini. Untuk merekalah, saya tujukan hadis Nabi, "Sesuatu yang diambil dengan pedagang malu, maka ia haram." [amru muhammad khalid]
↧
Pedang Malu
↧