INILAHCOM, Jakarta - Toshihiku Izutsu (1914-1993) ialah seorang penulis pertama yang menggabungkan antara sufisme dan taoisme. Taoisme merupakan aliran falsafah penting di Cina sesudah Konfusianisme.
Sedikit mengenal tentang Toshihiku Izutsu, beliau adalah Profesor Emeritus di Keio University, Jepang. Pernah mengajar selama sepuluh tahun di Imperial Iranian Academy of Philosophy, Teheran, Iran, dan McGill University di Montreal, Kanada. Dia aktif mempromosikan dialog transkultural dalam filsafat.
Dengan kefasihan berbahasa lebih dari 30 bahasa, termasuk bahasa Arab, Persia, Sanskerta, Pali, Cina, Rusia, dan Yunani, dia dikenal sebagai otoritas terkemuka dalam berbagai mazhab kebijaksanaan filosofis dan metafisika, seperti sufisme Islam, Hindu Adwaita Wedanta, Buddhisme Mahayana (khususnya Zen), dan Taoisme Filosofis.
Karya-karyanya yang terpenting, selain Sufisme dan Taoisme, adalah Ethico-Religious Concepts in the Quran (1966), Concept of Belief in Islamic Theology (1980), God and Man in the Koran (1980), Creation and the Timeless Order of Things (1994), dan Toward a Philosophy of Zen Buddhism (2001).
Salah satu masterpiece nya yakni buku sufisme dan taoisme bertujuan untuk melakukan perbandingan struktural antara pandangan dunia Sufisme yang diwakili Ibn 'Arabi dan pandangan dunia Taoisme yang diwakili Lao Tzu dan Chuang Tzu.
Beliau benar-benar menjelma menjadi salah seorang cendikiawan yang mendalami metafisika Ibn 'Arabi sekaligus konsep filosofis dari Lao Tzu berdasar pada studi linguistik terhadap teks-teks metafisis tradisional. (DOS)