INILAHCOM, Jakarta - Mulutmu harimaumu. Begikut kata pepatah. Tidak sedikit gara-gara ucapan menjadi petaka dirinya. Lidah adalah penyebabnya.
Sering kita menyaksikan orang berkelahi hanya karena ucapan. Rasulullah Saw memerintahkan umatnya agar menjaga lidahnya. Sebab lidah adalah aset besar seorang manusia dan lidah termasuk salah satu nikmat di antara nikmat-nikmat Allah yang luar biasa besar.
Walaupun ukuran dan bentuknya tak seberapa, namun kekuatannya tak terbatas, dosa yang ditimbulkannya pun bisa sangat besar, kebaikannya juga luar biasa. Kekufuran dan keimanan tidak terungkapkan kecuali dengan lidah. Ia merupakan batas terakhir kemaksiatan dan kebaikan.
Lidah dapat mengungkapkan apa yang telah diciptakan dan apa yang belum diciptakan, Khalik dan makhluk. Lidah menjelaskan apa yang dipikirkan dan diingat oleh pikiran dan apa yang dirasakan oleh hati, apakah benar ataukah salah. Lidah boleh disebut sebagai aparat, pembantu, atau akal.
Tidak ada anggota tubuh lain yang mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan hati dan pikiran. Pandangan mata hanya dapat menjangkau bentuk dan warna, tak lebih dari itu. Pendengaran hanya memiliki kuasa atas suara dan tidak menjangkau selain suara. Akan tetapi kekuatan lidah tidak terbatas. Ia memiliki kekuatan atas kebaikan dan kejahatan.
Bahaya lidah antara lain berbicara sia-sia (tidak ada gunanya), bertengkar, berselisih, mengomel, mencaci maki, mencela keras, mengutuk, sumpah serapah, berdusta, mengumpat (menggunjing), memfitnah, membual, dan sebagainya.
Keutamaan diam
Bahaya dan ancaman lidah bagi kehidupan manusia tidak sedikit. Tidak ada yang menyelamatkan manusia dari bahaya dan ancaman itu kecuali diam. Oleh karena itu, syariat menganjurkan kaum Muslim untuk diam jika berbicara tidak diperlukan dan akan membawa mudharat.
Telah bersabda Rasulullah Saw, "Barangsiapa diam, niscaya dia terbebas (dari bahaya)". Dalam hadis lainnya beliau bersabda, "Diam adalah suatu aturan dan hanya sedikit yang mematuhinya". Ayah Sufyan bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang Islam hingga aku tak akan bertanya lagi kepada orang-orang setelah Tuan".
Sabda beliau kepada ayah Abdullah ibn Sufyan, "Katakan, Aku beriman kepada Allah, dan tetap teguhlah pendirianmu dengan itu". Dia kemudian bertanya lagi kepada beliau, "Perkara apakah yang seharusnya sangat aku takuti?" Beliau memberi isyarat dengan tangannya pada mulutnya. 'Uqbah bin 'Amir berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, bagaimana agar aku selamat?' Jawab beliau, "Jagalah lidahmu, lapangkanlah rumahmu dan bertobatlah dari dosa-dosamu".
Nabi Saw juga bersabda dalam hadisnya yang lain, "Apabila seseorang dapat menjamin aku terhadap sesuatu yang berada di antara dua belah tulang pipinya dan di antara sepasang kakinya, maka aku dapat menjamin dia masuk surga".
Beliau juga bersabda, "Barangsiapa menyelamatkan diri dari bahaya perutnya, kemaluannya, dan lidahnya, niscaya selamatlah dirinya dari berbagai keuslitan dan masalah".
Kebanyakan manusia binasa disebabkan oleh ketiga anggota tubuh tersebut. Suatu ketika Nabi Saw ditanya oleh seorang sahabat tentang kebajikan besar yang mengantarkannya masuk ke dalam surga. Beliau mengatakan, "Pelihara dan jagalah dua lobang pada badanmu-mulut dan kemaluan. Yang dimaksud dengan mulut oleh beliau adalah lidah. [Imam Al-Ghazzali, Ihya 'Ulumuddin]