INILAHCOM, Jakarta - Setiap hari kita mendengar suara azan berkumdang di masjid dan musala. Panggilan untuk melaksanakan salat fardhu itu paling sering dilakukan oleh orang yang sudah berumur tua. Sedangkan anak-anak muda sedikit yang mengumandang azan.
Kalau saja mereka tahu bahwa mengumandangkan azan memiliki keutamaan, mereka akan berbondong ingin menyerukan agar umat Islam salat fardhu.
Azan adalah panggilan yang disyariatkan. Rasulullah SAW menegaskan beberapa keutamaan dan pahala azan, khususnya bagi orang-orang yang mengumandangkan azan (muazin atau bilal).
Pertama, memperoleh kemuliaan spesial pada hari kiamat. "Sesungguhnya para muazin itu adalah orang yang paling 'panjang lehernya' pada hari kiamat." (HR Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Maksud ‘panjang leher’ ini, menurut ulama, yaitu orang yang paling banyak pahalanya, paling banyak mengharapkan ampunan dari Allah, paling bagus balasan amal perbuatannya, dan orang yang paling dekat dengan Allah subhanahu wata'ala.
Kedua, mendapatkan ampunan, sebagai saksi dan pahala yang berlipat ganda.
Dikutip dari hadits ibnumajah 716 "Seorang muadzin akan diampuni sejauh suara azan yang ia kumandangkan, dan setiap yang basah dan yang kering akan memintakan ampun baginya. Sedangkan orang yang menghadiri salat jemaah akan dituliskan baginya 25 kebaikan dan dosa antara dua salat akan diampuni dengannya. [HR. ibnumajah No.716].
Ketiga, memperoleh jaminan surga. Abu Hurairah berkata, "Suatu ketika, kami sedang berada bersama Rasul SAW, lalu kami melihat Bilal mengumandangkan azan. Setelah selesai, Rasulullah kemudian bersabda, "Barang siapa mengatakan seperti ini dengan penuh keyakinan, maka dia dijamin masuk surga." (HR Nasa’i).
Hadits ibnumajah 720: "Barangsiapa mengumandangkan azan selama 12 tahun, maka wajib baginya surga, Dan dengan azannya, dalam setiap harinya akan dituliskan 60 kebaikan, dan 30 kebaikan untuk setiap iqamah yang ia lakukan". [HR. ibnumajah No.720]
Demikianlah di antara keutamaan dan pahala azan yang diambil dari sejumlah sumber.
"Sekiranya orang-orang mengetahui akan rahasia keutamaan azan dan rahasia shaf pertama, niscaya mereka akan berebutan meraihnya meski dengan cara mengundi. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu panasnya saat Zuhur, niscaya mereka akan berebut mengerjakan salat pada saat itu. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya untuk melakukan salat keduanya walaupun harus dengan cara merangkak." (HR Muslim) []