JARANG sekali kita mengutip petuah manusia pertama yang menjadi nenek moyang semua manusia, yakni Nabi Adam Alaihissalaam. Kita terbiasa mengutip pendapat dan nasehat orang-orang modern dengan anggapan bahwa orang-orang modern itu lebih akademis dan lebih "kini dan di sini" ketimbang orang "lama dan di sana."
Tidak salah membaca dan mengikuti pandangan dan fatwa kontemporer, namun jangan lupa dan jangan tinggalkan pendapat dan petuah klasik. Klasik, tua, tradisional, dan kuno seringkali lebih original dan unik. Dalam dunia per'akik'an dan permuseuman, yang unik dan tua ini berharga lebih mahal dan berposisi lebih terhormat.
Nabi Adam berkata: "Semua manusia adalah khalifah bagi dirinya, khalifah bagi keluarganya, dan khalifah bagi semua yang berada dalam tanggung jawabnya serta segala yang berkaitan dengan dirinya." Kalimat singkat kakek pertama kita yang sangat istimewa dan luar biasa, yang ketika menjadi kesadaran bersama maka dunia ini akan dipenuhi oleh senyuman dan kebahagiaan.
Penyebab rubuhnya bangunan rumah tangga, hancurnya segala bentuk relasi dan runtuhnya suatu negeri adalah karena tiadanya tanggung jawab. Pengalihan tanggung jawab kepada orang lain atau pelalaian akan tanggung jawab diri dengan apapun alasannya sering kali mengakibatkan bencana dan derita bagi orang lain.
Berdosakah orang yang menghindar dan melalaikan tanggung jawab? Jawabnya adalah "iya." Banyakkah yang terjerumus pada dosa tanggung jawab ini? Sepertinya "iya" dan karenanya Nabi Adam mewanta wanti hal ini secara serius. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]