LENGSER dari jabatan itu berat, hanya orang yang posisi mental dan dirinya berada di atas jabatan yang mampu lengser dari jabatan dengan legowo tanpa tanda-tanda stres dan depresi.
Lebih berat lagi adalah lengser dari puncak popularitas. Hanya orang-orang yang mental dan dirinya berposisi di atas tingkat popularitas itu sendiri yang mampu bertahan hidup damai walau tak lagi populer.
Mengapa dalam hadits dinyatakan bahwa jabatan tak boleh dikejar atau diminta dan mengapa popularitas tak boleh menjadi tujuan adalah karena dua hal itu bisa menjadi bencana jika dipaksakan diberikan kepada orang yang belum "maqam" (pangkat) nya. Karena itulah maka perolehan jabatan dan popularitas biarlah berjalan alami saja. InsyaAllah akan lebih menentramkan.
Ketika ada yang berkehendak melengserkan kita atau menghalangi orang-orang untuk senang dan bersama dengan kita, santai sajalah. Yakinlah kuasa dan kehendak Allah yang akan menjadi kenyataan, mengalahkan kekuatan dan kehendak siapapun selainNya. Tetaplah tsiqah, tawakkal, taslim dan tafwidl kepadaNya.
Orang boleh jadi menyusun strategi menjatuhkan kita atau menjadikan kita tak lagi punya nama dan suara, namun yakinlah Allah memiliki lebih seribu satu cara untuk menggagalkan strategi mereka. Kalau masih mengaku muslim dan mukmin sejati, buat apa gelisah?
Lebih dari itu, buat apa berupaya keras dengan menghalalkan segala cara menjatuhkan orang lain. Santai sajalah, alami sajalah, nikmati sajalah jalan cerita yang Allah buatkan bagi kita. Salam, AIM@Surabaya.