WISUDA selalu menjadi salah satu momen terindah dalam kehidupan anak manusia. Bahagianya anak ketika dikukuhkan menjadi sarjana bertemu dengan kebahagiaan orang tua yang melahirkan, membesarkan dan mengkuliahkannya. Tangis bahagia seringkali kita saksikan dalam momen seperti ini.
Hari ini saya berkesempatan meyampaikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda STKIP PGRI Lumajang. Sudah tiga tahun berturut-turut saya isi acara yang sama. Tema orasi ilmiah saya adalah tentang Pendidikan dan Pencarian kebahagiaan. Ada beberapa hal yang saya sampaikan dalam tema ini.
Di antaranya adalah bahwa pendidikan adalah salah satu kunci pembuka pintu bahagia. Pendidikan tidaklah secara utuh semakna dengan bertambahnya pengetahuan dan tercapainya gelar sarjana. Pendidikan lebih bertitik tekan pada terdidiknya sikap diri dan pola hidup sehingga sesuai dengan tuntunan dan budi pekerti yang disepakati oleh akal sehat.
Mendapatkan ijazah tidak serta merta bermakna berpendidikan, melainkan yang pasti adalah bukti telah bersekolah atau berkuliah. (catatan: ijazah tanpa kuliah tidak termasuk dalam katagori ijazah, karena ia bergandeng dengan kata palsu).
Bukti seseorang itu berpendidikan adalah eksistensinya yang layak menjadi teladan dan pencerahan bagi orang lain. Selamat para wisudawan wisudawati, terimakasih kepada STKIP PGRI Lumajang atas kepercayaannya kepada saya. Salam, AIM@Lumajang.