JANGAN mencuri kebahagiaan orang lain, jangan sakiti hati orang lain. Hidup ini sebentar. Di alam kubur kelak kita membutuhkan doa orang lain, doa kebaikan dan bukan doa kejelekan. Berbahagialah mereka yang selama hidup dan setelah kematiannya menjadi sebutan baik banyak orang serta namanya selalu masuk dalam doa kebaikan orang lain.
Jangan merebut menang kalau perebutan itu harus menyakiti dan mengecewakan orang lain. Jangan berebut pangkat kalau pangkat itu mengharuskan kita merendahkan dan mendzalimi orang lain. Berebutlah untuk tenang yang menenangkan, damai yang mendamaikan, sejahtera yang mensejahterakan.
Jangan pernah lalai menilai diri sendiri yang masih suka lalai. Kelalaian menilai diri biasanya mempersibuk diri menilai orang lain. Sibuk menilai orang lain biasanya akan menutup jalan diri untuk berkembang baik, berproses dari ulat menjadi kupu-kupu. Muhasabah adalah salah satu kunci mengenal diri. Semoga dengan mengenal diri kita akan mengenal Tuhan kita dengan pengenalan lebih baik.
Jangan pernah merasa diri ini sudah sempurna. Kesempurnaan hakiki hanyalah milik Allah. Karena tak ada di antara kita yang sempurna, suatu keharusan kita berupaya menyatukan kebaikan-kebaikan yang Allah titipkan di banyak orang dan banyak makhluknya untuk membangun bangunan kehidupan yang disebut dengan baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Saling merangkul bukan saling memukul, saling mengajak bukan saling mengejek, dengan argumen bukan dengan sentimen. Salam, AIM@Kalimantan Barat. [*]