Quantcast
Channel: Inilah.com - Mozaik
Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

Ukhuwwah Islamiyah yang Kian Terkoyak (2)

$
0
0

INILAHCOM, Jakarta--Lalu bagaimana yang dimaksud dengan persatuan Islam?Umat yang Satu. Islam menyebut para pengikutnya dengan Ummatan Wahidah, Umat yang Satu.

Selain itu ada umat-umat lain yang masuk kategori non-muslim. Sebelumnya kita telah menyebutkan Firman Allah dalam Surat Al-Anbiya’ 92 dan Al-Mu’minun 52 tentang umat yang satu. Dan pada ayat lainnya Allah berfirman,وَلِكُلِّأُمَّةٍرَّسُولٌ-٤٧-  “Dan setiap umat (mempunyai) rasul.”(Yunus 47)

وَلَقَدْبَعَثْنَافِيكُلِّأُمَّةٍرَّسُولاً-٣٦-“Dan sungguh, Kami telah Mengutus seorang rasul untuk setiap umat”(An-Nahl 36)

Dalam segi bahasa, umat memiliki beberapa makna.

-    Kumpulan orang yang mengikuti sesuatu.

-    Kumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama

-    Kumpulan orang yang memiliki pemimpin

Ketiga makna ini bergabung menjadi satu, itulah yang disebut umat. Dan untuk menjadi umat yang bersatu harus memiliki kesamaan dalam ketiganya.

Disini ada beberapa syarat agar umat islam bisa bersatu.

-    Kesamaan dalam Aqidah (وحدةالعقيدة). Untuk menjadikan umat ini bersatu, mereka harus memiliki keyakinan yang sama. Yang dimaksud kesamaan akidah disini adalah kesamaan dalam pokok dasar Islam. Seluruh madzhab sepakat bahwa seseorang dikatakan muslim saat meyakini 3 hal.

-   Tauhid (Meyakini Tuhan yang Esa)

-   An-Nubuwwah (Meyakini Kenabian Muhammad saw)

 -   Al-Ma’ad (Meyakini Hari Akhir)

Dengan kesamaan 3 dasar islam ini, umat islam bisa bersatu. Tidak ada satu madzhab pun yang mengingkarinya. Karena mengingkari salah satu dari 3 pokok islam itu berarti tidak masuk dalam golongan kaum muslimin.

Seorang yang meyakini 3 hal ini telah masuk kedalam Ummatan Wahidah. Sementara jika ada hal lain yang diyakini, maka itu bukan termasuk Ushuluddin (Dasar Agama) tapi masuk kedalam Usulul Madzhab (Dasar suatu Madzhab). Seperti keyakinan akan Imamah menurut salah satu madzhab. Bukan berarti yang tidak meyakini imamah itu bukan muslim, karena menjadi seorang muslim hanya butuh keyakinan akan 3 hal diatas.

Tidak perlu pemahaman yang detail mengenai tiga hal diatas untuk menjadi seorang muslim. Cukup keyakinan yang umum saja sudah menjadikan dia sebagai Ummatan Wahidah.

Perselisihan masalah sifat Allah, urusan kenabian dan proses Hari Kiamat itu tidak membuat seseorang keluar dari agama islam. Cukup dengan meng-Esakan Tuhan, meyakini Nabi Muhammad Rasulullah saw sebagai Nabi Terakhir dan tiada Nabi setelah beliau. Dan meyakini adanya Hari Kiamat maka dia adalah seorang muslim yang wajib dilindungi jiwa harta dan kehormatannya seperti dalam sabda-sabda Rasulullah saw.

-    Kesamaan dalam Mengikuti Syariat Islam

Syarat kedua untuk mewujudkan persatuan islam adalah harus ada kesamaan dalam menjalankan syariat. Mengapa harus sama? Bukankah golongan-golongan dalam islam memiliki perbedaan dalam cara-cara ibadah? Seperti dalam cara solat misalnya. Ada yang bersedekap di perut, ada yang di dada dan ada yang menjulurkan tangannya. Apakah mereka harus menjadi sama ketika ingin mewujudkan persatuan islam?

Lagi-lagi bukan itu yang dimaksud kesamaan dalam mengikuti syariat islam. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan dalam meyakini dan menjalankan syariat yang menjadi Asas Islam. Seperti solat, puasa, zakat dan haji. Tidak ada satu madzhab pun yang menolak kewajiban ibadah itu. Karena mengingkari solat berarti keluar dari islam. Begitu juga ketika mengingkari kewajiban lain yang menjadi Asas Islam.

Dengan meyakini dan mengamalkan kewajiban ini sudah cukup bisa menjadikan umat islam bersatu. Kan sama-sama solat. Sama-sama menjalankan puasa dibulan Ramadhan. Mengeluarkan zakat dan berhaji bersama. Kesamaan ini sudah cukup untuk mewujudkan persatuan islam.

Perkara cara solatnya atau cara ibadah yang lain tidak harus menjadi perselisihan dan permusuhan. Yang penting sama-sama meyakini bahwa solat itu wajib dengan rokaat tertentu dan menghadap kiblat yang satu. Bukankah rujukan mereka adalah sama yaitu berdasarkan pemahaman mereka atas sabda-sabda Rasulullah saw?

Perbedaan pandangan dalam cara beribadah tidak lantas menggugurkan keimanan seseorang kepada kewajiban ibadah itu. Perbedaan cara tidak boleh menjadi perselisihan jika kita ingin menggalang persatuan dalam Ummatan Wahidah ini.

-    Kesamaan dalam Kepemimpinan.

Untuk mewujudkan persatuan umat, kita harus memiliki satu pemimpin. Bagaimana akan bersatu jika pemimpinnya banyak? Bagaimana akan bersatu jika setiap pemimpin memberikan perintah yang berbeda-beda?

Berarti, mustahil umat islam akan bersatu karena setiap golongan dari muslimin memiliki pemimpin sendiri-sendiri. Begitukah yang dimaksud?

Tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap kelompok dalam islam memiliki ketua atau pemimpin sendiri-sendiri. Namun dari semua pemimpin itu ada pemimpin tertinggi yang diyakini semua golongan. Ada satu pemimpin yang dijadikan rujukan oleh setiap madzhab. Dan kesamaan pemimpin inilah yang bisa menjadikan umat muslimin bersatu.

Pemimpin dalam islam memiliki 2 arti,

-    Pemimpin yang Diam

-    Pemimpin yang Hidup

♦Pemimpin yang Diam. Tidak ada satu pun madzhab yang mengingkari bahwa pemimpin tertinggi mereka yang diam adalah Al-Qur’an. Kitab suci ini menjadi rujukan semua madzhab dalam islam. Bahkan semua golongan meyakini bahwa Al-Qur’an adalah Firman Allah yang masih orisinil dan tidak pernah dirubah oleh siapapun. Sesuai dengan janji Allah swt dalam firman-Nya,

إِنَّانَحْنُنَزَّلْنَاالذِّكْرَوَإِنَّالَهُلَحَافِظُونَ-٩-“Sesungguhnya Kami-lah yang Menurunkan al-Quran, dan pasti Kami (pula) yang Memeliharanya.”(Al-Hijr 9)

Bahkan Al-Qur’an sendiri menyebut dirinya sebagai “imam” bagi umat. Sebagaimana yang disebut oleh beberapa ahli tafsir dalam ayat berikut,وَكُلَّشَيْءٍأحْصَيْنَاهُفِيإِمَامٍمُبِينٍ-١٢-“Dan segala sesuatu Kami Kumpulkan dalam Kitab yang jelas.”(Yasiin 12)

وَمِنقَبْلِهِكِتَابُمُوسَىإِمَاماًوَرَحْمَةً-١٢-Dan sebelum (al-Quran) itu telah ada Kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat.”(Al-Ahqaf 12)

Yang dimaksud Al-Qur’an sebagai Imam (pemimpin) adalah sebagai rujukan seluruh kaum muslimin. Tidak ada satu pun madzhab yang menolak Al-Qur’an sebagai rujukan paling utama dalam agama. Seharusnya, kesamaan dalam meyakini pemimpin dan kitab rujukan yang sama menjadikan muslimin mudah untuk bersatu.

Selain Al-Qur’an, kaum muslimin juga memiliki pemimpin yaitu Sunnah Rasulullah saw. Seluruh madzhab meyakini bahwa rujukan kedua setelah Al-Qur’an adalah sunnah Nabi saw.

Mengapa dengan berbagai kesamaan ini, umat muslimin belum bisa bersatu? Toh, pemimpin dan rujukannya sama. Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.

Memang ada perbedaan dalam memahami penafsiran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Tapi perbedaan dan perselisihan itu tidak serta merta menjadikan seseorang dianggap mengingkari Al-Qur’an atau Sunnah Nabi.

Perbedaan pemahaman atas ayat atau hadist tidak harus menjadikan goyangnya islam dan kesatuan muslimin. Kita harus merubah mindset kita. Jika selama ini perbedaan digunakan sebagai alasan untuk berpecah belah. Hari ini kita harus memikirkan islam yang besar. Kita harus bersatu, dengan dalih bahwa rujukan utama kaum muslimin itu sama. Yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.

♦Pemimpin yang Hidup. Setiap golongan dalam islam memiliki pemimpin masing-masing. Bagaimana mereka akan bersatu jika syarat persatuan adalah kesamaan pemimpin?

Memang setiap golongan memiliki pemimpin masing-masing. Namun tidak ada satu pun yang mengingkari bahwa pemimpin utama mereka di zaman turunnya Al-Qur’an adalah Rasulullah saw. Beliau lah yang menjelaskan makna Al-Qur’an dan mengatur kehidupan manusia. Nabi Muhammad saw adalah pemimpin sepanjang kehidupan.

Perselisihan terjadi setelah wafatnya beliau. Umat berselisih tentang siapa pengganti Rasulullah setelah wafatnya. Perbedaan ini seharusnya tidak menjadi ajang pertengkaran karena kita sama-sama memiliki pemimpin utama yang satu yaitu Rasulullah saw. Dan kesamaan ini sudah cukup untuk menjadi alasan umat muslimin untuk bersatu.

Karena pilihan apapun yang dipilih pasti berdasarkan Hadist Nabi, tinggal bagaimana kita bisa menghormati pilihan orang lain. Toh, semua pilihan itu atas dasar ketaatan mereka kepada Nabi Muhammad saw sesuai dengan pemahaman mereka atas sabda belliau. Karena tugas kita dihadapan Rasulullah hanya dengan berkata Sami’na wa Atho’na (Kami mendengar dan kami taat).

إِنَّمَاكَانَقَوْلَالْمُؤْمِنِينَإِذَادُعُواإِلَىاللَّهِوَرَسُولِهِلِيَحْكُمَبَيْنَهُمْأَنيَقُولُواسَمِعْنَاوَأَطَعْنَاوَأُوْلَئِكَهُمُالْمُفْلِحُونَ-٥١-“Hanya ucapan orang-orang Mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang- orang yang beruntung.”(An-Nur 51)

-    Kesamaan dalam Tujuan

Untuk menjalin persatuan, umat islam harus memiliki tujuan yang satu. Harus memiliki tujuan bersama yang tidak diperselisihkan. Sehingga seluruh elemen muslimin dari berbagai golongan dapat bahu membahu untuk mewujudkan tujuan besar itu. Ada beberapa tujuan yang harusnya menjadi fokus umat muslimin saat ini.

Pertama, saling mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran.    Seluruh umat muslimin meyakini tugas mereka adalah menyebarkan benih-benih kebaikan dan mencegah tumbuhnya benih kerusakan. Hanya saja perlu pemahaman yang mendalam tentang cara ber-amar ma’ruf nahi munkar yang benar-benar islami.

Allah berfirman,كُنتُمْخَيْرَأُمَّةٍأُخْرِجَتْلِلنَّاسِتَأْمُرُونَبِالْمَعْرُوفِوَتَنْهَوْنَعَنِالْمُنكَرِوَتُؤْمِنُونَبِاللّهِ-١١٠-“Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”(Ali Imran 110)

Kedua, menjadi pribadi yang sukses dunia akhirat.          Tujuan utama dari penciptaan manusia adalah agar mereka mencapai kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Otomatis, tujuan bersama bagi kaum muslimin menjadikan diri mereka sukses dihadapan Tuhannya. Dengan berlomba-lomba dalam kebaikan.

وَاتَّقُواْاللّهَلَعَلَّكُمْتُفْلِحُونَ-١٨٩-“Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”(Al-Baqarah 189)

Ketiga, menegakkan sendi-sendi Islam di bumi Allah.  Dalam arti, sendi-sendi keislaman yang syarat dengan keadilan, keindahan dan kesejahteraan harus bersama-sama kita tanam dalam tubuh masyarakat. Agar tampak kembali wajah islam yang sesungguhnya. Islam Rahmatan lil Alamin yang dibawa oleh Rasul yang penuh rahmat.

هُوَالَّذِيأَرْسَلَرَسُولَهُبِالْهُدَىوَدِينِالْحَقِّلِيُظْهِرَهُعَلَىالدِّينِكُلِّهِ-٣٣-“Dia-lah yang telah Mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama.”(At-Taubah 33)

Apalagi, sesuai dengan janji-Nya, Allah akan mewariskan bumi ini kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh.

أَنَّالْأَرْضَيَرِثُهَاعِبَادِيَالصَّالِحُونَ-١٠٥-“Bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.”(Al-Anbiya’ 105)

Keempat, Menghilangkan fitnah dari muka bumi.   Fitnah adalah biang instabilitas. Karenanya kita harus bersatu untuk menghapusnya bersama-sama.

وَقَاتِلُوهُمْحَتَّىلاَتَكُونَفِتْنَةٌوَيَكُونَالدِّينُلِلّهِ-١٩٣-“Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata.”(Al-Baqarah 193)

Walaupun kata “fitnah” dalam ayat ini memiliki beberapa arti. Bisa bermakna penyebaran isu, pemutarbalikan fakta atau menyembunyikan kebenaran.

Kelima, memikirkan nasib islam dan kaum muslimin. Rasulullah saw bersabda,“Siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, bukan dari golongan kami.”

Kita harus perhatian dengan masalah kaum muslimin. Bukan malah menikmati konflik yang ada. Karena mereka adalah saudara kita. Sungguh keji seorang saudara yang menikmati kesesngsaraan saudaranya. Sesuai dengan pesan Rasulullah saw,“Seorang muslim dengan muslim lainnya bagaikan jasad yang satu. Jika ada satu bagian yang terluka maka seluruh tubuh akan merasakan sakit.”“Cintailah saudara muslimmu seperti engkau mencintai dirimu sendiri.”

Keenam, selalu membicarakan dan mengembangkan ukhuwah islamiyah. 

إِنَّمَاالْمُؤْمِنُونَإِخْوَةٌفَأَصْلِحُوابَيْنَأَخَوَيْكُمْ-١٠-“Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih).”(Al-Hujurot 10)

Ketujuh, menyelamatkan umat tertindas.     Kesadaran untuk membantu umat tertindas semakin memudar. Semakin tahun, manusia semakin tidak perduli dengan orang lain. “Biarkan mereka terganggu, yang penting saya aman!”, kata mereka.

Jangan sampai kita menikmati ketika melihat orang lain mendapat gangguan. Mungkin hari ini mereka yang tertindas, bisa saja besok kita yang akan mendapat gangguan.

Kedelapan, memberikan contoh yang indah dengan akhlak mulia.Tujuan yang tidak kalah penting adalah mewujudkan salah satu tugas Rasulullah saw untuk menyempurnakan akhlak mulia.

Kaum muslimin harus kompak dalam mencontohkan budi pekerti yang luhur. Selalu menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih kecil. Karena akhlak adalah media terbaik untuk mewujudkan persatuan.

Karena itu, berulang kali Rasulullah saw menekankan pentingnya berakhlak mulia. Rasulullah bersabda,“Yang paling berat timbangannya di Hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.”“Yang paling dekat denganku di Hari Kiamat adalah yang paling baik budi pekertinya.”[bersambung]

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 12804

Trending Articles


5 Tagalog Relationship Rules


Girasoles para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tagalog Long Distance Relationship Love Quotes


Long distances monthsary message tagalog


Re:Mutton Pies (lleechef)


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


Pokemon para colorear


Sapos para colorear


Tagalog Love Quotes – Nagmamahal


Break up Quotes Tagalog Love Quote – Broken Hearted Quotes Tagalog


Patama Quotes : Tagalog Inspirational Quotes


Tagalog Quotes To Move on and More Love Love Love Quotes


Tropa Quotes


“BAHAY KUBO HUGOT”


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.